Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Lulusan Diploma dan S1 Banyak yang Menganggur

Kompas.com - 21/06/2022, 15:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masih banyak lulusan Diploma dan S1 yang masih menganggur dengan angka yang cukup besar.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa per Februari 2022, tingkat pengangguran Indonesia tercatat sebesar 5,83 persen dari total penduduk usia kerja sejumlah 208,54 juta orang.

Ada fakta yang mencengangkan, dari 5,83 persen tersebut hampir 14 persennya adalah penduduk lulusan jenjang diploma dan sarjana (S1).

Baca juga: Astra International Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1 Semua Jurusan

Mengapa banyak lulusan Diploma dan Sarjana menganggur?

Alfeus Nehemia, Head of Human Capital dari PT Praweda Ciptakarsa Informatika menerangkan beberapa alasannya.

Keterampilan tak sesuai kebutuhan

Alfeus mengungkapkan, sebagai seorang human capital ia kerap kali dihadapkan pada posisi merasa kesusahan mencari orang yang layak dipekerjakan sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.

Banyak dari pendaftar menawarkan keterampilan yang tidak relevan atau tidak dibutuhkan oleh perusahaan saat ini.

“Kalau kalian bilang susah ya cari kerja, kami sebagai perusahaan juga bilang, susah ya cari karyawan. Akibat adanya mismatch antara keterampilan yang dibutuhkan dan yang tersedia,” ungkap alumnus Ilmu Hubungan Internasional FISIP Unair tahun 2009 tersebut, dilansir dari laman Unair.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Daftar Pendidikan Profesi Guru Kemendikbud 2022

Ekspektasi penghasilan dan status tinggi

Ketika lulus dari perguruan tinggi bergengsi, tak jarang seseorang memiliki ekspektasi tinggi mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi dengan mudah.

Hal ini membuat beberapa lulusan dari perguruan tinggi bergengsi tersebut terlalu percaya diri dengan melabeli dirinya dengan fresh grade tinggi padahal belum tentu ia memiliki kompetensi yang layak.

“Perusahaan nggak hanya melihat almamater sekolahmu saja, namun kita juga melihat kompetensinya seperti apa, layak tidak kita bayar tinggi,” jelasnya.

Terbatasnya penyedia lapangan kerja

Terbatasnya lapangan kerja bukan lagi hal baru yang menyebabkan terjadinya banyak pengangguran. Hal ini diperburuk dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.

Hal tersebut menyebabkan jumlah pengangguran tak sebanding dengan lapangan kerja yang ada.

Baca juga: Indofood CBP Buka Banyak Lowongan Kerja Lulusan SMA-SMK dan D3-S1

“Hampir 29,12 juta penduduk usia kerja terdampak pandemi. Mungkin sudah sedikit recover, namun perlu diingat lulusan baru yang menunggu mendapatkan pekerjaan selalu bertambah tiap tahunnya,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, tantangan generasi muda pasca-pandemi untuk mencari kerja lebih berat.

“Karena harus bersaing dengan ribuan orang untuk memperebutkan lapangan kerja yang semakin sedikit,” terangnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com