Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITS Kembangkan Kapal Tanpa Awak, Mampu Menyelam 100 Meter

Kompas.com - 13/06/2022, 11:31 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Guna memajukan bidang kemaritiman di Indonesia, Departemen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan kapal tanpa awak.

Kapal tanpa awak itu dinamai ROV W-101. Yakni melalui pengembangan Remotely Operated Vehicle (ROV). Jadi, kapal ini bisa menyelam di bawah laut.

Menurut Ketua Tim Riset ROV W-101, Ir. Wasis Dwi Aryawan, MSc., PhD., penelitian tersebut mendapatkan dukungan dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) pada 2021.

Baca juga: ITS Buka Prodi S1 Teknologi Kedokteran, Ini Gambaran Perkuliahannya

Selain itu, pengembangan kapal tanpa awak ini dapat menjadi penunjang sektor industri ketika mendayagunakan daerah bawah laut.

Dijelaskan, penelitian ini dapat membuat kegiatan pengawasan alat bawah laut dapat dikerjakan oleh kapal pengendali jarak jauh secara autonomous atau tanpa pengemudi.

"Sehingga pengembangan ROV W-101 ini akan mempersingkat proses pengawasan kabel dan pipa laut hingga eksplorasi laut Indonesia," jelas Kepala Departemen Teknik Perkapalan ITS ini seperti dikutip dari laman ITS, Senin (13/6/2022).

Didesain menyelam kedalaman 100 meter

Adapun kapal tanpa awal dengan dimensi 75 x 42 x 35 cm ini didesain agar mampu menyelam hingga kedalaman 100 meter.

Sementara salah satu anggota tim riset ROV W-101, Andhika Asmara, ST., menerangkan, kapal tanpa awak ini dilengkapi Inertia Measurement Unit (IMU) untuk mempertahankan posisinya ketika berada di bawah laut.

Robot kapal ini dilengkapi dengan perangkat yang terintegrasi dengan enam mesin pendorong. Sehingga membuat kapal berada dalam posisi even keel yaitu dapat menjaga posisi agar tetap seimbang ketika beroperasi.

Baca juga: Tim Antasena ITS Kembangkan Mobil Berenergi Hidrogen

Untuk proses pengerjaannya, menurut Andhika, kapal bawah air ini telah melewati berbagai simulasi untuk mendapatkan performa yang optimal ketika beroperasi.

Berbagai pengujian yang telah dilakukan seperti analisis manuver, analisis Computational Fluid Dynamic (CFD), hingga analisis tekanan.

"Hal tersebut bertujuan untuk memastikan kapal ini dapat beroperasi dengan baik ketika di lapangan," terangnya.

Meski demikian, karena daerah operasi kapal berada di laut lepas, maka segi konstruksi dan peralatan kapal turut menjadi salah satu perhatian utama.

Tekanan dan gaya apung ketika kapal beroperasi menjadi sebuah tantangan bagi tim yang beranggotakan dosen dan mahasiswa ITS ini.

Sehingga pembuatan body kapal dirancang agar struktur kapal tidak rusak ataupun mengalami kebocoran akibat tekanan air yang semakin besar ketika menyelam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com