Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2022, 14:49 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Periode 2020-2025, Prof. Bambang Sektiari Lukiswanto menyatakan, dalam menekuni profesi dokter hewan, maka harus memegang teguh etika profesi yang telah diatur dalam kode etik dokter hewan.

"Junjung tinggi rasa kemanusiaan dan jalani profesi ini dengan cara terhormat sebagaimana sumpah saudara. Pelihara martabat dan tradisi luhur profesi dokter hewan," ungkap dia melansir laman Unair, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Wabah PMK Menyebar di Indonesia, Ini Tanggapan Pakar IPB

Dia mengaku, profesi dokter hewan dikenal sebagai orang yang berperan dalam mencegah hewan, agar tidak terinfeksi penyakit dan mampu menanggulangi penyakit melalui terapi, eradikasi, dan lain-lain.

Namun tidak hanya itu, sebut dia, profesi ini juga memegang peranan penting dalam menjamin keamanan bahan pangan hewani yang dikonsumsi oleh masyarakat.

"Peran dokter hewan sangat penting dalam kehidupan manusia karena dokter hewan berkontribusi dalam bidang-bidang yang krusial, seperti keamanan bahan pangan asal hewan, penanggulangan penyakit-penyakit menular zoonotik dan non-zoonotik, pengembangan dan penelitian untuk kedokteran perbandingan dan lain-lain," ungkap dia.

Tantangan dan peluang bagi dokter hewan, lanjut dia, adalah kesiapan profesi dokter hewan pada posisi yang strategis di dalam negeri dan sebagai pengambil puncak kebijakan strategis.

Dokter hewan, sambung dia, harus mampu bertindak sebagai agent of change, mampu memahami legislasi veteriner dengan baik, serta mampu mengangkat eksistensi profesi dokter hewan dalam kancah global.

Selain itu, juga menempatkan peran asosiasi profesi di lapangan tidak hanya fokus pada ternak, tapi juga dalam menangani pet animal.

Baca juga: ASN Terapkan Sistem WFA, Ini Tanggapan Pakar Unair

"Insan profesional dalam bidang veteriner juga harus ikut berperan dalam menjaga keamanan pangan dari permasalahan resistensi antibiotik yang telah menyita perhatian para pemangku kepentingan di berbagai belahan dunia. Dokter hewan harus dapat mengambil bagian dalam upaya pengendalian antimicrobial resistance (AMR) di Indonesia," tutur dia.

Pemahaman tentang pencegahan AMR ini, dia mengaku, akan menjaga kelestarian dan kesehatan baik hewan maupun manusia.

Dia mengingatkan, akhir-akhir ini dunia kedokteran hewan dikejutkan dengan adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) yang melanda di berbagai wilayah Jawa Timur.

Oleh karena itu, kesigapan dokter hewan sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk bisa adaptasi dalam menanggulangi ancaman, seperti wabah PMK.

Tak lupa, dia berharap kepada lulusan dokter hewan Unair, agar bisa menjalankan profesi secara berkarakter dan berkompeten.

Baca juga: Profesour Unair: Hewan yang Kena Wabah PMK Aman Dikonsumsi

"Sebagai dokter hewan, harus tetap menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selamat berkarya, bertugas dan mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui kesehatan hewan," tukas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com