Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Empat Pilar Pendidikan yang Mungkin Diabaikan

Kompas.com - 05/05/2022, 11:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pilar keempat adalah learn to be. Jenis pembelajaran ini lahir karena ketakutan manusia menjadi tidak manusiawi lantaran perubahan yang makin teknis dan mekanis. Secara fundamental, tujuan pendidikan adalah membangun manusia seutuhnya. Belajar menjadi manusia dilakukan melalui perolehan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang kondusif untuk mengembangkan kepribadian.

Peserta didik ditekankan untuk memiliki komitmen, tanggung jawab dan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki bersama secara universal.

Metode pengajaran

Empat pilar ini dapat dijalankan dengan empat model pengajaran yang dirancang khusus (Hnamte dan Lalrinzuali, 2015). Pertama, model pemrosesan informasi. Model ini mengacu pada bagaimana orang menangani rangsangan dari lingkungan, mengidentifikasi masalah, menghasilkan konsep dan solusi.

Kedua, model interaksi sosial. Model ini didasarkan pada konsepsi masyarakat yang terdiri atas orang yang berbeda-beda dan nilai sosial yang bertentangan satu sama lain. Dibutuhkan pribadi yang dapat menyelesaikan masalah, berbicara satu sama lain dan menegosiasikan perbedaan.

Ketiga, model pribadi. Model pengajaran pribadi didasarkan pada asumsi bahwa seseorang itu sendiri adalah sumber pendidikan. Dalam model ini ditekankan pada pengembangan kekuatan internal dan eksternal peserta didik dengan mengembangkan imajinasi diri dan pemahaman diri.

Keempat, model modifikasi perilaku. Model modifikasi perilaku didasarkan pada “pengambilan seseorang” dan "memprogram ulang" perilaku yang mereka peroleh. Ini berpusat pada perilaku negatif dan positif dengan penekanan pada hukuman untuk perilaku "negatif". Idenya adalah untuk mengambil pola perilaku lama seseorang dan menggantinya dengan pola perilaku baru.

Kurikulum yang bagus sepatutnya tidak mengabaikan empat pilar pendidikan itu. Tapi entah kenapa banyak yang suka berwacana tentang kurikulum yang relevan dengan situasi sekarang ini dengan versinya masing-masing.

*Frangky Selamat adalah dosen tetap di Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara (Untar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com