Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Lulus S1 di Usia 19 Tahun? Ini Tipsnya dari Wisudawan Termuda ITS

Kompas.com - 26/03/2022, 14:20 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Menjadi lulusan termuda di kampus, bukan tidak mungkin dilakukan. Persiapan untuk bisa masuk ke jenjang lebih tinggi dengan cepat juga bisa dipersiapkan sejak duduk di bangku SMP.

Seperti Tiaranisa’i Fadhilla, calon wisudawan dari Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dinobatkan menjadi wisudawan termuda yang berhasil menyandang gelar sarjana di usia 19 tahun 3 bulan.

Gadis yang akrab disapa Tiara ini dapat lulus sarjana di usia cukup belia karena awal mengenyam bangku pendidikannya sudah dimulai lebih dini.

Baca juga: Unik, Suami Istri Ini Raih Gelar Doktor dan Wisuda Bersama

Masuk TK sejak usia 3,5 tahun

Pada umur 3,5 tahun ia sudah terdaftar di sekolah Taman Kanak-kanak (TK), lalu saat usia 5,5 tahun langsung mengenyam bangku pendidikan dasar di SD Sukorame 1 Kediri.

Wisudawan asal Kediri ini bercerita, ketika melanjutkan jenjang di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai mencicipi program akselerasi yang ditawarkan.

Dengan sistem program 4 Sistem Kredit Semester (SKS), ia memersingkat waktu belajar yang mulanya tiga tahun menjadi dua tahun.

Tiara pun sempat merasa apa yang dilaluinya mempunyai ritme yang lebih cepat daripada teman-teman lainnya.

“Karena saya ambil program tersebut, jadi kurang bisa mengeksplor maksimal kegiatan di luar akademik, tapi untungnya waktu itu saya sempat ikut (kegiatan) jurnalistik,” tutur alumnus SMPN 4 Kediri dilansir dari laman ITS.

Berbekal pengalaman semasa SMP, Tiara tak kapok untuk mengambil program percepatan kembali.

Kala itu, SMA 2 Kediri membuka program serupa dan dari hasil tes, gadis berhijab ini pun lolos dan berhasil lulus SMA di tahun 2018.

Tidak seperti sebelumnya, Tiara waktu itu sempat menikmati masa berharganya di SMA. Pasalnya, ia dapat aktif mengikuti ekstrakulikuler yang diinginkan karena dirinya termasuk yang telah memenuhi kualifikasi di program tersebut.

Baca juga: Ingin Berkarir di BI? Ini 5 Kriteria yang Dibutuhkan

Ia mengungkapkan jika sempat ikut pramuka yang kegiatannya cukup padat. Menurutnya, semua bisa dinikmati asalkan bisa membagi waktu dengan seimbang.

“Karena walau momen emas di SMA saya cepat bukan berarti saya tidak bisa merasakannya dengan teman-teman yang lain, dan di lain hal tentu akademik tetap menjadi nomor satu,” tegas gadis kelahiran 1 Desember 2002 ini.

Motivasinya untuk menjadi siswi akselerasi waktu itu datang dari sang kakak. Karena saat itu kakaknya mengikuti program serupa dan mampu menjalaninya dengan baik.

Di sisi lain, ia ingin meringankan beban dan dapat dukungan orang tuanya. Dari hal tersebutlah, ia mantap bertekad untuk menjadi pembelajar tercepat di angkatannya.

Awalnya ingin jadi aktuaris

Setelah lulus dari SMA, bungsu dari tiga bersaudara ini memilih jurusan Statistika di ITS sebagai langkah selanjutnya dalam menempuh ilmu.

Ia menuturkan, dahulu menjadi aktuaris adalah mimpi bagi seorang Tiara, karena aktuaris merupakan profesi yang dibutuhkan dan sedang banyak peminat.

Melihat hal tersebut, saat itu Program Studi (Prodi) Aktuaria ITS sempat menjadi targetnya.

Namun melihat Departemen Statistika ITS yang telah mempunyai kerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dan mempunyai akreditasi yang bagus, ia akhirnya memilih departemen tersebut.

“Tapi seiring berjalannya kuliah saya tidak minat jadi aktuaris lagi sih,” ungkapnya sambil tertawa ringan.

Baca juga: Mengapa Perlu Mengambil S2 dan S3? Ini Kata Pakar ITS

Menjadi yang termuda di angkatannya, tidak membuat putri dari Enik Sukamti dan Choirul Anwar ini merasakan kesusahan yang berarti.

Dari sisi akademik, Tiara mendapatkan banyak dukungan sekaligus bantuan dari sesama temannya, termasuk juga untuk hal yang di luar akademiknya.

Selain menyukai ilmu berhitung, ia juga suka berorganisasi. Selama 3,5 tahun berkuliah di ITS, Tiara mengatakan cukup puas dalam kontribusinya menjabat di berbagai organisasi di ITS.

Bahkan ia pernah menjadi ketua di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ITS Foreign Language Society (IFLS) 2020/2021 dan ketua Lembaga Minat Bakat (LMB) ITS 2021/2022.

Ia juga ditunjuk menjadi asisten dosen di mata kuliah Statistical Quality Control (2021) dan Statistics Data Mining (2022) serta mengikuti program Kerja Praktik (KP) dan magang di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

“Kemarin di sana (Kemendikbud Ristek, red) sempat menjadi tim satuan tugas (satgas) penjamin mutu pendidikan dan tim perancangan yang bertugas dalam analisis kebijakan, analisis dampak pandemi terhadap akses pendidikan, dan lain-lain,” ujarnya.

Tugas Akhir (TA) miliknya berjudul Analisis Hubungan Pelaksanaan Pendidikan di Masa Pandemi terhadap Kualitas Pendidikan Sekolah Menegah Atas (SMA) menggunakan Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS).

“TA saya membahas tentang dampak perubahan proses pembelajaran ke kualitas pendidikan, dengan wilayah Pulau Jawa dan Indonesia Timur,” jelas gadis yang juga kerja paruh waktu di Statistik Service Center ITS.

Di TA tersebut, menurut Tiara, berisi tentang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di tempat tersebut itu apa saja, dan dicari perbedaannya.

Dengan semua langkah cepat yang dilaluinya, ia masih berpegang teguh untuk mengeksplor semua hal tapi tidak perlu menjadi ahli, minimal di setiap bidangnya ada teman yang bisa diajak diskusi.

Baca juga: Cara Cek Akreditasi Kampus dan Prodi Secara Online

Ia berpesan kepada adik-adik di bawahnya untuk perbanyak relasi di mana saja serta tetap konsisten mengerjakan TA yang cukup melelahkan.

“Tipsnya adalah apapun progresnya tetap dilakukan dan kabari dosen bersangkutan, seringlah untuk diskusi dengan dosen, tidak perlu cepat-cepat semua pasti akan ada waktunya,” tambahnya.

Kini, mahasiswi yang lulus dengan IPK 3,57 itu telah mendapatkan beasiswa Fresh Graduate S2 dari ITS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com