KOMPAS.com - Belakangan ini harga bahan pokok mengalami kenaikan. Mulai dari harga minyak goreng hingga tabung gas.
Kondisi ini tentu menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Namun demikian, naiknya harga beberapa bahan pokok ini dinilai lumrah, terlebih menjelang bulan Ramadan.
Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Maman Setiawan, harga bahan pokok naik disebabkan adanya ekspektasi permintaan yang meningkat.
"Akibat peningkatan permintaan tersebut, kita belum siap tata niaganya, rantai pasoknya belum efisien," kata Prof. Maman seperti dikutip dari laman Unpad, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: Marak Perilaku Catfishing, Pakar Unair Beri Tips agar Tak Jadi Korban
Hal ini tentu menimbulkan akibat, ketika permintaan naik ditambah pasokan terbatas, maka harga akan meningkat.
Prof. Maman menjelaskan, penyebab utama dari fenomena yang terus berulang setiap tahun ini terletak dari rantai pasoknya. Rantai pasok pangan di Indonesia, lanjut Maman, dinilai belum efisien, karena memiliki jalur distribusi yang panjang. Mulai dari petani, tengkulak, ritel, baru sampai ke tangan konsumen.
Jika tata niaga tersebut diatur dan dikendalikan dengan baik, seharusnya harga bahan pokok tetap stabil. Baik menjelang hari raya ataupun di luar hari raya.
"Dengan tata niaga yang baik, stok pangan pun akan tetap terjaga," beber Prof. Maman.
Prof. Maman mengungkapkan, beberapa titik rantai pasok didominasi pelaku usaha yang memungkinkan mereka memainkan harga. Hal ini yang kerap disebut sebagai kartel atau mafia pangan.
Baca juga: Daftar Fakultas dan Jurusan IPB, Mana Incaranmu di UTBK SBMPTN 2022?
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah mendeteksi bahwa ada koordinasi diantara kartel dalam proses rantai pasok pangan.
Hasil riset yang dilakukan Prof. Maman bersama Bank Indonesia pada 2019 menunjukkan, permasalahan di sektor bahan pokok dapat memicu terjadinya inflasi. Khususnya di wilayah Priangan Timur. Salah satu penyumbang terbesar dari masalah tersebut ada di rantai pasok.
"Harga di petani sebenarnya aman, ketika masuk ke tengkulak mereka akhirnya mampu memainkan harga," beber Prof. Maman.
Dia menambahkan, hal inilah yang harus dibenahi bagaimana agar rantai pasok lebih efisien dan mampu mencegah terjadinya kartel.
Baca juga: Yuk Intip Tips Belajar Biologi dari Siswa Peraih Medali Olimpiade
Prof. Maman mendorong pemerintah perlu melakukan perbaikan terhadap rantai pasok. Pemotongan jalur yang tidak perlu diperlukan agar tidak terjadi manipulasi harga di pasar.
Dengan demikian, diperoleh harga jual petani yang wajar dan harga konsumen yang juga wajar.