Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampingi Kesehatan Mental Siswa, KGSB Gelar Pelatihan bagi Guru BK

Kompas.com - 06/03/2022, 16:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Masalah kesehatan mental siswa mengalami peningkatan seiring berbagai faktor pemicunya.

Data Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) per Juli 2020 menyebutkan ada lebih dari 3.200 (13 persen) anak SD hingga SMA di 34 provinsi di Indonesia mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat.

Sebagian besar diantaranya 93 persen gejala depresi tersebut dialami anak pada rentang usia 14-18, sementara 7 persen lainnya pada usia 10-13 Tahun.

Pandemi menjadi salah satu faktor dominan anak dari kategori rentang usia tersebut mengalami masalah kesehatan mental.

Dampak dari masalah kesehatan mental pada siswa sangat beragam mulai dari rasa cemas, mudah marah, stres, depresi bahkan keinginan bunuh diri.

Itulah sebabnya peran guru dan sekolah sangat penting terutama dalam memberikan dukungan psikologis awal (DPA) pada masalah kesehatan mental siswa.

Menyadari pentingnya kemampuan pertolongan pertama pada masalah kesehatan mental bagi para guru, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) bersama Rumah Guru BK dan Konsultan Psikologi Pelangi mengadakan Pelatihan Psychological First Aid (PFA) Batch I pada 19 Februari dan 5 Maret 2022.

Sebanyak 60 guru telah lolos dalam proses seleksi dan menjadi peserta pelatihan PFA Batch I ini. Mereka berasal dari tingkat SD hingga SMA/SMK se-Indonesia serta Timor Leste melalui platform Zoom.

Narasumber dihadirkan dalam pelatihan tersebut yaitu; Reneta Kristiani (Pendiri Konsultan Psikologi Pelangi dan Dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya), Ana Susanti Pendiri Rumah Guru BK dan Widyaiswara Kemendikbud Ristek), serta Lita Patricia Lunanta (Psikolog Konsultan Psikologi Pelangi dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul).

Baca juga: Orangtua Catat, Inilah Cara Mendukung Kesehatan Mental Anak

Pendampingan psikologis siswa

Founder KGSB, Ruth Andriani menuturkan, Pelatihan PFA atau Dukungan Psikologis Awal merupakan salah satu bentuk keprihatinan akan kondisi kesehatan mental yang banyak dialami oleh usia anak dan remaja di Indonesia.

Melalui Pelatihan PFA ini para guru serta sekolah diharapkan akan memiliki pemahaman dan kemampuan untuk memberikan DPA yang tepat untuk siswa yang mengalami masalah psikologis.

Sekolah merupakan salah satu lingkungan tempat tumbuh kembang anak dan remaja. Sekolah idealnya merupakan jaring pengaman bagi peserta didiknya. Untuk itu, kami berinisiatif untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan kemampuannnya di bidang DPA guna mengatasi masalah kesehatan mental pada siswa,” ujarnya.

Sementara Founder Rumah Guru BK dan Widyaiswara di PPPPTK Penjas dan BK Kemendikbud Ristek, Ana Susanti menyebut, cakupan Pelatihan PFA yang luas di seluruh Indonesia sejalan salah satu program Kemendikbud untuk memberikan pelatihan peningkatan kompetensi guru.

“Sejauh ini program pelatihan PFA dari Kemendikbud Ristek RI masih terbatas untuk guru se-Indonesia, tentunya masih belum sebanding dengan jumlah guru yang ada di indonesia. Adanya Pelatihan PFA dari KGSB ini sangat bermanfaat untuk memeratakan kemampuan para guru di seluruh Indonesia agar masalah kesehatan mental siswa lebih cepat teratasi,” ujar Ana.

Sesi Pelatihan PFA diawali pembekalan dari para narasumber terkait PFA pada Sabtu, 19 Februari 2022. Kemudian peserta melakukan tugas mandiri praktek PFA serta ditutup dengan kegiatan permainan peran (role play) dan evaluasi pada Sabtu, 5 Maret 2022.

Dalam sesi role play para peserta terbagi dalam kelas kecil dan secara bergantian masing-masing menjadi guru dan siswa.

Mereka diminta melakukan komunikasi yang buruk (bad communication) serta komunikasi yang baik (good communication) saat konseling terkait mental health yang dialami.

Look, Listen dan Link

 

Dari role play ini, guru mendapat perspektif baru dari sudut pandang murid. Selain itu, mereka juga bisa langsung mempraktekan ilmu DPA yang telah dijabarkan oleh narasumber yaitu Look, Listen dan Link.

Dalam paparannya, Reneta Kristiani , Founder Konsultan Psikologi Pelangi menjelaskan tahapan Look meliputi asesmen mengenai keadaan, kebutuhan, reaksi emosional serta resiko yang dihadapi siswa.

Tahapan selanjutnya yaitu Listen dilakukan dengan mendengarkan aktif, hadir untuk siswa, berusaha mengerti dan memahami siswa. Tahap ketiga yakni Link adalah menghubungkan siswa dengan orang atau pihak lain sesuai dengan kebutuhannya.

Bila siswa membutuhkan penanganan medis dapat dirujuk ke dokter. Bila siswa membutuhkan konseling lebih lanjut bisa dirujuk ke konselor atau psikolog. Bila sudah ada gangguan psikologis yang membutuhkan pengobatan lebih lanjut bisa dirujuk ke psikiater.

Baca juga: Dua Tahun Pandemi dan Gelombang Kesehatan Mental

“Saat Listen hindari terlalu cepat memberikan nasehat, solusi dan saran pada siswa. Berusahalah untuk hadir sepenuhnya, dengarkan secara aktif, terima dan pahami perasaan siswa agar siswa merasa nyaman untuk bercerita, merasa dipahami dan dimengerti ujar Reneta.

Dirinya memberi catatan penting yang tidak boleh dilakukan guru saat DPA yaitu terlalu cepat memberi nasehat, melabel siswa, meremehkan permasalahannya, serta menyalahkan siswa.

Self care dan manajemen stres

 

Selain itu, Reneta mengingatkan para guru untuk juga memperhatikan kesejahteraan dirinya dengan secara rutin melakukan self-care dan manajemen stres agar terhindari dari stres, burn out, dan compassion fatigue sehingga tetap dapat memberikan dukungan secara optimal.

Salah satu peserta, Harmoko, Guru BK, SMA Negeri 1 Mataram merasa sangat terbantu dengan adanya Pelatihan PFA. Dirinya mengakui cukup kewalahan dengan permasalahan pengajaran selama pandemi yang semakin meningkat.

Ditambah lagi pada 2018 Lombok mengalami bencana alam gempa, sehingga penanganan masalah kesehatan mental pun sudah kerap ia lakukan.

“Banyak temuan dari kasus percobaan bunuh diri sebenarnya karena korbannya memang butuh didengarkan. Terima kasih kepada KGSB dan para pemateri yang menyadarkan saya ternyata langkah PFA yang saya terapkan selama ini sudah sesuai," ungkap Harmoko.

Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi ala Dosen UM Surabaya

Menyadari tingginya minat guru terhadap pelatihan PFA ini, KGSB pun berkomitmen akan melakukan kegiatan serupa. Hal ini dipandang menjadi wujud kepedulian KGSB terhadap pengembangan kemampuan guru dalam menangani masalah kesehatan mental siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com