HADIRNYA metaverse melahirkan berbagai tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan.
Metaverse akan menciptakan pengalaman baru yang berbeda, ‘hyper interactive’ dengan tingkat engagement meningkat signifikan, 24/7, borderless dengan hadirnya ruang tidak terbatas, multi international engagement yang lebih lebar, aktif dan bebas.
Mengutip KBBI, meta berarti sebuah perubahan. Dalam bahasa Yunani kuno bermakna sesudah (after) dan melebihi (beyond).
Praktik metaverse dalam pendidikan berarti akan terjadi dan bahkan sudah terjadi ketika praktik transfer ilmu dilakukan tanpa mengenal batas ruang dan waktu.
Bayangkan hampir semua aktivitas fisik dan interaksi sosial (belajar, bermain, rapat, diskusi, belanja, bekerja hingga berkreasi) dapat dilakukan dalam dunia virtual dalam bentuk teleportasi instan dengan teknologi hologram.
Semua diwujudkan secara virtual melalui integrasi dari media sosial, virtual reality (VR), augmented reality (AI), cryptocurrency dan berbagai perangkat yang sedang hype saat ini.
Meskipun masih terdengar asing dan jauh dari implementasi dalam ruang lingkup perguruan tinggi, namun sudah seharusnya para pemimpin perguruan tinggi bersiap.
Misal, performa metaverse akan berjalan baik ketika proses transfer data berjalan lancar. Ini dapat terwujud dengan proses migrasi data yang besar, sehingga perlu dibangun dengan infrastruktur internet dan digital yang memadai.
Beberapa universitas di dunia mulai merancang lingkungan pendidikan digital.
Contohnya, Universitas Amman Arab di Yordania telah bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang virtual reality untuk membuat perangkat khusus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.