Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Indonesia Raih 5 Medali di Olimpiade Astronomi-Astrofisika Internasional

Kompas.com - 23/11/2021, 10:10 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Siswa Indonesia kembali harumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Lima siswa terbaik berhasil meraih satu medali perak dan empat medali perunggu International Olmypiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) ke-14 tahun 2021.

Medali perak berhasil diraih oleh Andrew Christoffer Prawiro. Sementara itu, empat medali perunggu diraih oleh Hafizh Renanto Akhmad, Jonwin Fidelis, Muhammad Sultan Hafiz, dan Nazal Rhinta Hawari.

Peserta IOAA 2021 dari Indonesia merupakan siswa terbaik yang memperoleh medali pada pelaksanaan Kompetisi Sains Nasional (KSN) bidang astronomi tahun 2020.

Para juara tersebut kemudian terseleksi melalui tiga tahap pembinaan yang dilakukan secara daring.

Baca juga: JIS Buka Beasiswa Penuh bagi Siswa SMP-SMA di Indonesia

Melalui tambahan 5 medali ini, Puspresnas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah berhasil mengumpulkan 70 medali pada berbagai bidang olimpiade tingkat internasional dari seluruh jenjang.

IOAA ke-14 dilaksanakan secara daring pada 14 hingga 21 November 2021 dengan Colombia sebagai tuan rumah dan diikuti oleh 298 siswa dari 48 negara.

Tim Indonesia sendiri melibatkan sembilan orang delegasi yang terdiri dari lima orang peserta, dua orang tim leader, dan dua orang supervisor.

“Mudah-mudahan menjadi bekal pengalaman dan menjadi inspirasi untuk bidang lainnya. Terima kasih untuk dukungan tim yang beberapa hari ini mendampingi para peserta. Adik-adik dapat membuktikan bahwa kita dapat terus berprestasi dalam keadaan apapun termasuk dalam situasi pandemi seperti ini,” ujar pelaksana tugas (plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Asep Sukmayadi, seperti dilansir dari laman Kemendikbud Ristek.

Cerita siswa selama ikut olimpiade

Selama pelaksanaan olimpiade, siswa-siswa telah melalui 5 ronde utama, yakni ronde analisa data, ronde observasi Matahari, ronde teori, kompetisi tim, dan terakhir ronde observasi Planetarium.

Baca juga: Sekolah Pelita Harapan Buka Beasiswa bagi Siswa Se-Indonesia, Senilai Rp 33 Miliar

Selain diperlukan stamina individu yang prima, kekompakan tim dalam menjalankan seluruh ronde-ronde juga diperlukan pada kompetisi IOAA kali ini.

“Siswa kita memiliki daya juang yang cukup tinggi, hal itu dibuktikan dengan kemampuan siswa yang dapat menjawab soal-soal yang diberikan. Siswa tidak hanya diuji kecerdasan namun juga ketangguhan dan daya tahan tubuh,” ucap Ketua Tim Indonesia, Hakim L. Malasan.

Mekanisme pelaksanaan lomba pada ronde teori, siswa bergelut dengan 15 soal yang terdiri atas soal esai pendek, soal esai medium dan soal esai panjang selama 5 jam.

Sedangkan pada ronde analisa data, sebanyak 2 soal panjang harus diselesaikan dalam 3 jam.

Pada ronde observasi sendiri terdiri atas 17 soal Planetarium yang harus diselesaikan dalam waktu 45 menit, dan 11 soal pengamatan Matahari dalam waktu 2 jam.

“Walaupun siswa-siswa unjuk gigi dengan seluruh kecerdasan yang dimilikinya dalam seluruh ronde-ronde tersebut, kebolehan para siswa dalam memberikan suguhan seni budaya negara juga ditantang dalam event IOAA,” kata Hakim L. Malasan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com