Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RSND Undip: Wanita Harus Waspada Penyakit Jantung

Kompas.com - 05/10/2021, 10:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini, penyakit jantung dianggap sering menyerang pria. Padahal, penyakit jantung juga menjadi penyebab utama kematian pada wanita.

Ini karena beberapa gejala penyakit jantung pada wanita berbeda dengan pria. Wanita seringkali tidak tahu apa yang harus diwaspadai. Jadi, semua wanita dapat menghadapi ancaman penyakit jantung.

Sebab, tidak jarang penyakit jantung yang menyerang pada wanita bersifat diam-diam namun mematikan.

Baca juga: Apoteker RSND Undip: Seperti Ini Penggunaan Obat yang Benar

Adapun langkah yang tepat untuk membantu melindungi jantung yaitu dengan mengetahui gejala dan risiko khusus penyakit jantung pada wanita,

Selain itu juga dapat dibantu dengan mengonsumsi makanan menyehatkan, serta berolahraga secara teratur.

Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Nasional Universitas Diponegoro (Undip), dr. Sefri Noventi Sofia, M.Si.Med., Sp.JP.

Karakteristik jantung beda dengan pria

Menurutnya, penyebab banyak kematian wanita adalah jantung, wanita memiliki karakteristik yang berbeda dengan pria.

"Paparan penyakit jantung pun berbeda dengan pria. Faktor hormonal, kondisi wanita hamil dan melahirkan berperan menjadi beban jantung yang luar biasa," ujarnya dikutip dari laman Undip, Selasa (5/10/2021).

Dijelaskan, gejala sakit jantung pada wanita variasinya sangat banyak. Wanita harus hati-hati jika memiliki anak-anak khususnya wanita, bila ada keluhan berupa batuk, panas berulang, dan pada ibu hamil ada keluhan tumbuh kembang janinnya terganggu maka agar tidak diabaikan.

Baca juga: Dokter RSND Undip: Seperti Ini Cara Merawat Gigi Terinfeksi

Anak-anak remaja dan wanita memiliki risiko jantung katub, yakni dari infeksi, misalnya keluhan sakit tenggorok atau disertai nyeri sendi yang berpindah-pindah.

Ada infeksi rematik dari kuman tertentu bernama streptococcus beta hemolyticus. Biasanya menyerang tenggorok tetapi ikut menyerang jantung sehingga klep jantung bermasalah.

Dokter Sefri mengungkapkan, perempuan hamil itu punya beban yang besar di jantungnya, sehingga bagi wanita agar mengecek jantungnya untuk dilakukan upaya penanganan.

"Waspada jika anak-anak juga mengeluhkan mudah lelah, deg-degan, apalagi hingga pingsan. Beberapa pasien wanita mengalami gagal jantung akibat kehamilan, mekanismenya belum ada yang pasti, dan beberapa mengalami peningkatan tekanan darah saat hamil," terangnya.

Sehingga peningkatan tekanan darah pada wanita hamil jangan diabaikan, meskipun setelah melahirkan tensi turun, tetapi menurut data penelitian, sekian tahun ke depan wanita seperti ini memiliki risiko penyakit jantung jauh lebih tinggi.

Dengan bertambahnya usia, wanita yang sudah menopause memiliki risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah jantung yang kemudian berpotensi pada serangan jantung.

Dan wanita yang masih subur yang merencanakan akan melakukan proses hamil dan melahirkan, waspadalah untuk kesehatan jantungnya. Apabila selama proses kehamilan atau berkeluarga untuk men-screening kesehatan jantungnya.

Upaya penanganan pasien henti jantung

Mengenai pertolongan pertama untuk penanganan pada pasien henti jantung mendadak, agar tidak panik, upayanya dengan:

  • cek respon pasien
  • segera panggil bantuan
  • mendekat ke pasien untuk dilebarkan jalur nafasnya, misalnya melonggarkan pakaian pasien
  • posisi pasien terlentang
  • dilakukan pijat jantung

Baca juga: Siswa, Ini Bagian Jantung dan Fungsinya

Jika saat hamil ada peningkatan tekanan darah atau sesak nafas yang bertambah berat, maka lakukan pemeriksaan jantung dan jika sudah melahirkan tetap memantau kesehatan jantungnya, karena resikonya belum berhenti disitu.

"Bagi wanita yang sudah menopause agar lebih rajin mengevaluasi tekanan darah, gula dan kolesterol serta berat badan, karena memiliki risiko penyakit jantung penyumbatan," peran dokter Sefri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com