KOMPAS.com - Aplikasi TikTok kini menempati posisi ketujuh dalam media sosial (medsos), dengan jumlah pengguna aktif terbanyak di dunia.
Di Indonesia, meski sempat diblokir pada 2018, TikTok kini kembali digandrungi oleh pengguna.
Baca juga: Kemendikbud Ristek Serukan Semua Perguruan Tinggi Buka PTM
Fenomena meningkatnya pengguna aktif TikTok dianggap wajar oleh Pakar Komunikasi Unair, Irfan Wahyudi.
"Menurut saya wajar jika TikTok begitu digandrungi, karena TikTok adalah platform visual yang sangat mudah menarik perhatian semua orang, tidak terkecuali milenial," kata dia melansir laman Unair, Rabu (29/9/2021).
Dia menyebut, sepak terjang TikTok di Indonesia tidak mulus. Sebab, sudah ada media besar seperti YouTube dan Instagram yang telah menguasai market.
Hal itu menyebabkan TikTok harus mencari celah.
Maka dari itu, TikTok ini harus memiliki keunggulan dibanding media berbasis audio visual yang lain.
"Jika membandingkan dengan platform audio visual, tentu kita ingat dengan SnapChat atau YouTube yang lebih dulu masuk, bertumbuh dan meraih pasar di Indonesia, untuk itu harus ada fitur yang bisa menjadi pembeda dan unggul untuk bisa bersaing," tegas dia.
Baca juga: Nadiem Makarim Tutup Sekolah Penyelenggara PTM Terbatas Jika Terjadi Hal Ini
Lanjut dia menyatakan, fitur challenge dan batasan waktu yang singkat menjadi keunggulan TikTok dalam menarik minat pengguna.
"Jika untuk membaca karya tulis perlu adanya pendahuluan, video panjang, namun kalau TikTok langsung ke intinya dalam hitungan detik," ucap dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.