Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2021, 19:05 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia mempunyai beragam kesenian dan budaya. Sudah menjadi kewajiban generasi muda untuk melestarikan budaya asli Indonesia tersebut.

Di era modern saat ini, berkontribusi melestarikan budaya bisa dilakukan dengan cara yang kekinian.

Seperti yang dilakukan siswa SMKN 1 Indramayu yang mengenalkan budaya lokal melalui video animasi.

Dilansir dari laman Dinas Pendidikan Jawa Barat, Selasa (3/8/2021), ada beragam cara untuk melestarikan budaya. Siswa SMKN 1 Indramayu membuat karya animasi berjudul 'Cucu Juju, Memori Topeng Kenangan'.

Baca juga: Unpar Buka Pendaftaran Calon Mahasiswa Penerima KIP Kuliah

Kenalkan budaya Indramayu lewat animasi

Animasi berdurasi 10 menit tersebut merangkum budaya daerah Indramayu untuk dikenalkan kepada khalayak.

Ketua Kompetensi Keahlian Animasi SMKN 1 Indramayu, Ahmad Hafidz mengatakan, dalam animasi tersebut bercerita tentang kisah persahabatan Juju, Kiki, Kino, dan Ina yang dikemas penuh jenaka.

Penonton akan disuguhi keragaman budaya Kota Mangga. Ada beberapa budaya lokal Indramayu yang dikenalkan melalui video animasi ini, seperti:

1. Kesenian Berokan

2. Tradisi Ngarot

3. Upacara Nadran

4. Mengenalkan batik Iwan Etong, batik khas Indramayu.

"Animasi ini menjadi karya pertama yang mengangkat budaya Indramayu dalam bentuk animasi," kata Ahmad Hafidz.

Baca juga: Rumah Amal Unnes Sediakan Beasiswa S1, Ini Syaratnya

Budaya Indonesia harus dilestarikan

Ahmad Hafidz menjelaskan, tema budaya sengaja dipilih dalam animasi ini karena masih belum ada animasi yang secara khusus mengangkat budaya daerah Indramayu.

"Dari situ kita punya ide gimana caranya budaya Indramayu kita angkat ke dalam film animasi," imbuhnya.

Hal ini bertujuan mengingatkan kembali bahwa bangsa Indonesia punya budaya yang perlu dilestarikan.

Baca juga: Siswa, Pahami Jenis dan Sifat Cermin

Libatkan siswa dan guru

Dia menjelaskan, karya tersebut merupakan proyek khusus yang digagas oleh kompetensi keahlian animasi dengan tim yang berjumlah 15 orang, berisi guru dan siswa terpilih.
"Keterlibatan siswa pun kita seleksi. Kita lihat kemampuan dan sikapnya," ungkapnya.

Hafidz menuturkan, dengan berbagai proses dan revisi, karya animasi ini memakan waktu pembuatan kurang dari 3 bulan.

Meski dalam suasana pandemi, namun proses produksi tidak mengalami masalah. Sebab, pengerjaan bisa dilakukan dari rumah selama ada alat dan koneksi internet.

Baca juga: 10 Universitas Negeri dengan Jurusan Psikologi Terakreditasi A

Dia menambahkan, lahirnya karya tersebut tak lepas dari dukungan pihak sekolah. "Pimpinan sangat setuju dan mendukung dengan memberikan fasilitas dan keleluasaan untuk berkreativitas. Kepala sekolah pun selalu memantau, jadi tahu dinamika pengerjaannya seperti apa," pungkas Hafidz.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com