KOMPAS.com - Rabu (14/7/2021) merupakan hari ke-500 pandemi Covid-19 melanda Indonesia, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai cara untuk menangani penyebaran virus corona di Tanah Air.
Sejumlah kendala dialami dalam penanganan itu, termasuk selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), baik mikro maupun darurat.
Tanpa disadari, berbagai peristiwa yang terjadi dalam penanganan pagebluk tersebut memunculkan pemakaian istilah-istilah terkait dengan majas metafora dalam bahasa Indonesia, khususnya yang menggunakan nama hewan.
Hal itu bisa dilihat dari pemberitaan di media massa, mulai dari judul artikel, kalimat narasi, hingga kutipan narasumber. Penggunaannya bisa dilihat antara lain dari berbagai artikel yang tayang di Kompas.com.
Berikut ini contoh yang menggunakan kata “kucing”:
Baca juga: “Di-Gojek-in Aja”, Praktik Metonimia dalam Keseharian Kita
Selain kucing, metafora dalam pemberitaan juga kerap kali memakai kata “tikus”. Hal itu terlihat menjelang Lebaran tahun ini, ketika pemerintah semakin gencar menerapkan larangan mudik, terutama pada 6-17 Mei 2021.
Larangan yang dikeluarkan demi menjaga keselamatan masyarakat dari risiko penularan Covid-19 itu salah satunya direalisasikan melalui penyekatan di sejumlah titik yang menjadi akses masyarakat untuk masuk keluar dari dan ke suatu wilayah.
Lagi-lagi, majas metafora digunakan dalam pelaksanaan larangan tersebut di lapangan, misalnya dalam kutipan beberapa pejabat pemerintah, sebagai berikut:
Selain kucing dan tikus, “ular” pun tidak jarang dipakai untuk menggambarkan situasi antrean panjang dalam waktu tertentu. Contoh:
Baca juga: Setahun Pandemi Corona, Istilah Seputar Covid-19 Pun Tercipta
Jika diperhatikan, ternyata pemakaian majas metafora yang menggunakan nama hewan cukup banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, atau bisa dibilang sebagai kata-kata yang laris dipakai.
Selain kucing-kucingan, jalan tikus, dan mengular, ada pula sejumlah istilah lain, misalnya:
Baca juga: Peluluhan Kata Dasar Berawalan KPST
Dilihat dari pengertiannya, definisi metafora dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Salah satu ahli bahasa yang menjelaskan mengenai metafora yaitu seorang bernama Catherine Kerbrat-Orecchioni. Ia menyebutkan dua jenis metafora yang dilihat dari bentuknya.
Pertama, yaitu metafora in praesetia yang bersifat eksplisit.