Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raih Gelar Doktor IPB, Ibas: Perlu Infrastruktur dan Teknologi untuk Dukung Pariwisata

Kompas.com - 11/06/2021, 11:21 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Putra kedua Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Edhie Baskoro Yudhoyono meraih gelar Doktor dari Prodi Manajemen dan Bisnis IPB.

Saat sidang promosi gelar doktor, pria yang akrab disapa Ibas ini menyajikan hasil penelitian lapangan tentang Strategi Pembiayaan dan Investasi untuk Pengembangan Pariwisata Terpadu yang Berkelanjutan dan Inklusif.

Baca juga: 9 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi THE Asia University Rankings 2021

Dia melakukan penelitian dengan studi kasus pariwisata di Labuan Bajo. Penelitiannya itu dibimbing langsung oleh Prof Hermanto Siregar, Prof Noer Azam Achsani dan Dr Tony Irawan.

Ibas memilih Labuan Bajo karena merupakan salah satu destinasi pariwisata super prioritas dan dikategorikan sebagai wisata super premium.

Oleh karena itu, dalam memaksimalkan potensinya, tentu harus diimbangi dengan kebijakan pembiayaan dan investasi yang tepat.

Ibas menjelaskan, penelitian yang dilakukannya bertujuan mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan memetakan kendala yang dihadapinya, menganalisis kinerja keuangan para pelaku usaha, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha.

Lalu menganalisis estimasi dampak pariwisata terhadap perekonomian dan kesejahteraan, merumuskan strategi pembiayaan dan investasi yang sesuai untuk pariwisata terpadu yang berkelanjutan dan inklusif di kawasan Labuan Bajo.

Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis pendapatan dan rasio keuangan, regresi berganda (ordinary least squares), sistem persamaan simultan, serta Analytical Hierarchy Process (AHP).

"Dari penelitian yang saya lakukan, mayoritas pelaku usaha berskala mikro, bergerak di bidang penyedia makanan dan minuman, serta berbentuk usaha perorangan," ujar Ibas melansir laman IPB, Jumat (11/6/2021).

Selain itu, kata Ibas, pelaku usaha memiliki kinerja keuangan yang cukup baik, namun belum efisien dalam pengelolaan aset lancar.

Baca juga: Umur 37 Tahun, Anuraga Jayanegara Raih Gelar Profesor di IPB

Dia juga menyebut, terdapat 13 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pelaku usaha.

Variabel-variabel tersebut adalah tingkat pendidikan, bentuk usaha, jenis usaha, skala usaha, dan lokasi usaha.

Kemudian ada jarak tempat tinggal ke lokasi usaha, jumlah karyawan, besaran modal awal, sumber pemodalan, akses finansial, adopsi teknologi, keikutsertaan organisasi dan kemitraan usaha.

Melalui penelitiannya itu, Ibas menemukan peningkatan investasi memberikan dampak yang paling kuat dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan.

Menurut dia, strategi pembiayaan dan investasi perlu disusun dengan melibatkan pendapat para pakar dan pemangku kebijakan di tingkat nasional.

"Strategi pembiayaan dan investasi diutamakan dari inisiatif pemerintah yang diharapkan dapat mendorong mekanisme pembiayaan lainnya melalui kombinasi dari swasta, KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha), perbankan, dan lembaga keuangan non-bank," ungkap Ibas.

Lanjut Ibas menjelaskan, implikasi manajerial diantaranya perlunya master plan pariwisata yang terpadu, berkelanjutan dan inklusif.

Lalu harus mengimplementasikan four track strategy (pro growth, pro jobs, pro poor, dan pro environment) yang memperhatikan aspek 3C (national connectivity, regional cycle dan global cycle).

Baca juga: Pakar Unair: 2 Hal Ini Picu Obsesitas

Tidak hanya itu, peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) melalui sarana-prasarana dan penguatan kurikulum.

Sementara, dari sisi infrastruktur dan teknologi, perlu diupayakan pengelolaan big data, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, pengembangan teknologi serta aplikasi pendukung pariwisata.

“Diperlukan peningkatan anggaran pemerintah, investasi swasta, serta penguatan peran lembaga keuangan bank dan non bank," jelas Ibas.

Dari penelitiannya tersebut, Ibas telah berhasil mempublikasikan empat artikel di dalam jurnal ilmiah salah satunya adalah jurnal yang terindeks scopus.

Penelitian komprehensif

Hermanto Siregar, Ketua Komisi Pembimbing menyatakan, penelitian yang dilakukan Ibas merupakan penelitian yang komprehensif.

Menurut dia, penelitian tersebut membahas dari ekonomi mikro, makro dan bahkan mengarah pada tataran pembuatan kebijakan.

Baca juga: Rektor IPB Harap Kampus Masuk Peringkat 400 Terbaik Dunia

"Selamat kepada Ibas atas capaiannya mendapat gelar Doktor, meskipun disibukkan dengan berbagai pekerjaannya, Ibas selalu mengupayakan masuk kuliah sehingga kehadirannya di perkuliahan terhitung 100 persen. Sekali lagi selamat kepada Saudara Ibas," ungkap Hermanto yang merupakan Pakar Ekonomi IPB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com