Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB: Ini 4 Fakta Timun Suri, Pelengkap Sajian Saat Ramadhan

Kompas.com - 17/04/2021, 14:50 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di bulan Ramadhan 2021 ini, ada banyak menu makanan dan minuman yang biasa dibuat masyarakat. Seperti halnya es timun suri.

Biasanya, hampir di berbagai pasar buah ada yang jual timun suri. Tentu karena buah ini biasa digunakan sebagai bahan untuk membuat minuman es.

Melansir laman IPB University, Sabtu (17/4/2021), Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikulura, Fakultas Pertanian, Dr. Deden Derajat Matra membeberkan beberapa fakta terkait timun suri juga manfaat timun suri.

Baca juga: Tips Mudah Ingat Soal UTBK dengan Konsep Belajar Ini

1. Bukan timun

Dijelaskan, timun suri sebenarnya bukan timun. Berdasarkan klasifikasi ilmiah, timun suri sebenarnya bukan termasuk timun.

Ini karena morfologi, kariotipe kromosom dan struktur buah timun suri lebih dekat dengan melon.

2. Tak berbahaya dikonsumsi tiap hari

Menurut Deden, mengonsumsi timun suri setiap hari tidak berbahaya. Ini karena timun suri memiliki kandungan gula yang didominasi dari jenis fruktosa. 

Fruktosa ini merupakan jenis gula yang aman sehingga bagus untuk kesehatan terutama untuk penderita diabetes dengan konsumsi normal.

Baca juga: 5 Tips Pengeluaran Tak Membengkak Saat Ramadhan ala Dosen UII

Selain manfaatnya, Dr. Deden juga ajarkan cara aman mengkonsumsi timun suri. Semakin orange (warna timun suri) maka menunjukan kandungan betakaroten (sebagai provitamin A) lebih banyak.

3. Pertanda matang

Di pasaran, kondisi timun suri yang merekah atau retak, biasanya juga dikatakan "meletek" dianggap sebagai pertanda matang dan lebih nikmat dibandingkan yang tidak meletek.

"Saya perlu meluruskan hal ini. Timun suri yang meletek (cracking) itu sebenarnya dapat disebabkan oleh beberapa hal," ujarnya.

Apa saja itu, yakni:

Faktor pertama karena kekurangan hara kalsium sehingga bagian terluarnya rapuh dan tidak kuat.

Faktor kedua, dapat disebabkan oleh kadar air tanah yang tinggi sehingga pecah buah.

"Konsumsi timun suri dalam keadaan meletek justru perlu berhati-hati karena kondisi fisik buah berpeluang besar terinfeksi bakteri yang berbahaya untuk sistem pencernaan," jelas Dr. Deden.

4. Tak bisa disimpan lama

Dari panen hingga dikonsumsi, timun suri tidak dapat lama disimpan pada suhu biasa. Hal tersebut disebabkan proses respirasi berkurangnya air yang semakin cepat.

Baca juga: Webinar UNS: Tips Bangun Personal Branding bagi Pencari Kerja

"Waktu segar penyimpanan adalah satu minggu, dapat lebih lama jika disimpan pada suhu rendah di dalam kulkas," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com