Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kilang Minyak Pertamina Terbakar, Ini Saran Pakar Unpad

Kompas.com - 31/03/2021, 08:57 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

6

KOMPAS.com - Peristiwa terbakarnya tiga kilang minyak Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, Senin (29/3/2021) dini hari menjadi perhatian banyak pihak.

Namun, dari pengamatan Ahli Ekonomi energi Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyaki, peristiwa terbakarnya tiga kilang tidak terlalu signifikan mengganggu pasokan BBM ke masyarakat.

"Tiga kilang itu berarti sekitar 10-15 persen secara makro tidak mengalami disrupsi. Itu masih bisa ditangani Pertamina," ujar Yayan, dilansir dari laman resmi unpad.ac.id

Baca juga: Pakar Unpad: Vaksinasi Covid-19 Ciptakan Imunitas Komunitas

Sebelumnya, tangki di kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, membuat heboh masyarakat karena mengalami kebakaran pada Senin (29/3/2021) dini hari.

Api yang berkobar, juga membuat masyarakat sempat panik karena nampak besar dari kejauhan.

Meski begitu, Yayan mengatakan kapasitas produksi kilang minyak Pertamina Balongan selama ini mencapai 125 ribu barel per hari. Disrupsi produksi akibat peristiwa kilang Pertamina terbakar tersebut sekitar 10–15 persen, artinya sekitar 12 ribuan barel produksi yang mengalami disrupsi.

Yayan meyakini manajemen Pertamina masih mampu mengelola disrupsi ini dengan baik. Artinya, pasokan BBM pasca-terbakarnya tiga kilang tersebut dipastikan aman setidaknya hingga masa setelah Lebaran.

"Kalau kerusakannya di atas 50 persen saya kira baru bisa terdampak," ujarnya.

Meski demikian, kilang minyak Pertamina Balongan sangat krusial dalam menjaga stabilitas energi nasional.

Melalui kejadian ini, diharapkan pemerintah mulai serius membangun infrastruktur baru di sektor energi.

Baca juga: Pakar UGM: Angka TBC Turun Selama Pandemi Covid-19

Dosen Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad ini menuturkan, pemerintah harus mulai berpikir jernih untuk mengalokasikan infrastruktur baru di bidang energi. Saat ini di pulau Jawa sendiri baru ada tiga kilang minyak Pertamina yang beroperasi.

Idealnya, perlu ada penambahan kilang minyak baru yang mulai dibangun, baik di Jawa maupun di luar Jawa.

Karena itu, proses perbaikan kilang minyak Pertamina yang terbakar diharapkan menjadi stimulus untuk menambah infrastruktur baru.

"Ini menjadi stimulan agar kebutuhan infrastruktur khusus untuk energi segera dieksekusi," imbuh Yayan.

Menurut Yayan, upaya penguatan infrastruktur energi perlu diprioritaskan demi mendukung stabilitas harga energi di Indonesia. Ini disebabkan, energi merupakan barang konsumsi publik yang perlu dijaga stabilitasnya.

"Kalau barang publik, berarti kewajiban pemerintah untuk menyediakan barang itu bisa diakses masyarakat. Artinya harganya harus efisien, masyarakat mampu beli, dan barangnya harus terus ada," kata Yayan.

Baca juga: Pakar Unair Ungkap Misteri Tiga Kerangka Manusia di Situs Majapahit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com