Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Kiprah Pembangunan Mahasiswa UGM di Papua

Kompas.com - 14/11/2020, 08:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengakibatkan pertumbuhan ekonomi seluruh negara menurun. Meski demikian, dunia pendidikan, tak bisa diam begitu saja.

Justru sebaliknya, perguruan tinggi memberikan solusi sekaligus motor dalam meningkatkan daya saing bangsa melalui pengembangan teknologi.

Karenanya, para inovator di perguruan tinggi dapat menjadi motor agar ekonomi bangsanya bisa kembali bangkit. Terlebih dimulai dari pembangunan di tingkat pedesaan.

Seperti halnya yang dilakukan mahasiswa KKN PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) di tanah Papua dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Mahasiswa Tinggal di Lereng Gunung Merapi, Status Siaga Pahami Info Ini

Hal itu disampaikan pada webinar bertajuk Inovasi Sosial Ekonomi untuk Pencapaian SDGs yang diselenggarakan Direktorat Penelitian UGM, Kamis (12/11/2020).

Menggerakkan ekonomi tidak mudah

Salah satu pembicara, Dosen Fakultas Teknik UGM sekaligus Dosen pembimbing Lapangan KKN PPM UGM, Dr. Rachmat A. Sriwijaya menyatakan bahwa dirinya pernah menjadi DPL KKN PPM selama 8 kali berturut-turut di daerah Papua.

Menurutnya, menggerakkan ekonomi dari pinggiran tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun hal itu sudah dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM UGM melalui berbagai inovasi program yang mereka lakukan sesuai dengan kapasitas ilmu masing-masing.

Adapun tantangan pembangunan yang ia temui di Papua cukup memprihatinkan dari sisi:

  • infrastruktur
  • akses transportasi terbatas
  • fasilitas teknologi belum memadai
  • pendidikan dan wawasan masyarakat yang rendah
  • tingkat ekonomi keluarga yang belum sejahtera

Namun, Papua memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dari berbagai sektor seperti bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

"Yang kita lakukan adalah konsep membangun dari pinggiran dengan membangun masyarakat desa yang tujuannya meningkatkan keterampilan, kesehatan dan peningkatan infrastruktur," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (13/11/2020).

Program unggulan pembangunan

Di Papua itu, dia menyebut ada enam program unggulan yang dilaksanakan, diantaranya bidang pendidikan, pemerintahan, kesehatan, pengembangan UMKM dan pariwisata.

Misalnya pada divisi UMKM, mahasiswa KKN menjadi penggerak dan memberi pelatihan bagi industri rumah tangga agar lebih produktif.

Kemudian sosialisasi pada pemuda bagaimana lebih berkontribusi bagi pembangunan dengan melatih mereka membuat mesin sagu.

Untuk bidang pendidikan, pihaknya memberikan pengetahuan sainteks bagi siswa sekolah dasar. Adapun untuk siswa SMA, dilakukan sosialisasi dan motivasi agar mereka memiliki keinginan kuat untuk masuk ke perguruan tinggi.

Sementara dalam pemberian pelatihan pendidikan non formal dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan baca bagi anak-anak yang tinggal di daerah pinggir pantai.

Divisi Pemerintahan memberikan pelatihan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk aparat desa.

"Di sana banyak aparat desa yang belum mampu menggunakan komputer, kita juga latih membuat penyusunan anggaran desa, dan pemberdayaan ibu-ibu terhadap hak politiknya," terangnya.

Dr. Suharko selaku Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) mengatakan, inovator sangat diperlukan dalam mendorong percepatan pembangunan desa. Ini karena inovasi sosial desa memiliki kontribusi dalam pencapaian pembangunan SDGs.

Baca juga: Mahasiswa! Pahami Matching Fund, Fokus Utama Merdeka Belajar Episode 6

"Tantangan ke depan perlu dilakukan replikasi dan scaling up praktik inovasi desa agar sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan untuk memecahkan problem kolektif yang dihadapi desa di Indonesia," jelas Suharko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com