Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UIN Bandung Beri Gelar Doktor Kehormatan untuk Komjen (Purn) Syafruddin

Kompas.com - 19/10/2020, 21:24 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - UIN Sunan Gunung Djati Bandung memberikan gelar Doktor Kehormatan kepada Komjen Pol. (Purn) Syafruddin.

Pemberian gelar honoris causa didasarkan pada komitmen Syafruddin dalam mendirikan Museum Rasulullah SAW di dekat Pantai Karnaval Ancol dan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam di Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Semua pembangunan dipandang sebagai komitmen Syafruddin dalam menghadirkan wajah Islam Indonesia yang ramah, toleran, damai ke dunia internasional.

Atas keberhasilan itu, Sidang Senat Terbuka UIN Sunan Gunung Djati Bandung memberikan gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) bidang Ilmu Politik Hukum Hubungan Internasional kepada Syafruddin.

Baca juga: Kisah Hamsir Kuliahkan Anak di Polman Babel dalam Keterbatasan

Sidang itu berlangsung di gedung Anwar Musaddad dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube, Kamis, 15 Oktober 2020. Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai Ketua Promotor, Idzam Fautanu dan Fathonih sebagai Co-Promotor.

Atas pencapaian gelar yang diterima, Syafruddin yang menjadi Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia 2017-2022 mengajak semua kalangan mengukuhkan dan memperdalam paradigma dalam membangun peradaban dunia Islam.

Gagasan itu dilatarbelakangi kebutuhan seluruh umat manusia yang hidup di muka bumi, akan terciptanya suatu tatanan global untuk hidup berdampingan secara damai.

"Di saat pendulum waktu dalam peradaban terus memutar perubahan dunia, maka, paradigma hubungan internasional antar negarapun, antar individu manusia, antar elemen organisasi apapun, akan terus bergeser, berubah, tidak pasti, menjadi sangat kompleks," ucap Syafruddin dalam siaran pers yang diterima media, Senin (19/10/2020).

Dia mengatakan, Islam telah tersebar ke seluruh kawasan Amerika, Eropa, Asia, Afrika, hingga Australia dan negara kepulauan pasifik (New Zealand), sehingga sangatlah penting untuk membangun transformasi paradigma Islam dalam hubungan internasional, dalam rangka membangun tatanan masyarakat dunia yang damai.

Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) ini menyampaikan gagasan yang dibagi ke dalam 3 bagian. Pertama tentang dasar sains Islam sebagai elemen penting dalam hubungan internasional.

"Kedua, struktur nilai-nilai Islam dalam kerangka hubungan internasional. Ketiga, norma hubungan internasional Islam," ungkap Syafruddin.

Dalam Piagam Madinah, ikatan negara-negara dalam konteks hukum internasional, diangkat pada tataran kepentingan ummah, dan norma ini diwariskan hingga sekarang.

Oleh karenanya, aktualisasi norma-norma Islam pada Piagam Madinah, telah mengkonstruksikan cara pandang Islam tentang hubungan internasional.

"Hal ini tentu menjadi faktor kunci dalam menciptakan integrasi internal (domestik) maupun harmoni eksternal (internasional), guna mewujudkan kedamaian bersama," jelas dia.

Dalam catatan sejarah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung sudah lima kali memberikan Doktor Kehormatan kepada tokoh yang berjasa atas prestasinya.

Pertama, kepada Shalahuddin Sanusi (mantan Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung periode 1973-1977). Kedua, kepada Acep Djazuli, yang merupakan Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Baca juga: Ketika Anak Driver Gojek Peroleh Beasiswa di Politeknik Unggulan

Ketiga diberikan kepada A. Helmy Faishal Zaini, yang merupakan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) periode 2009–2014. Keempat diberikan kepada Ahmad Heryawan yang merupakan Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018. Kelima diberikan kepada Syafruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com