Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanoto Harap Pemda Replikasi Program Pintar untuk Tingkatkan Literasi Siswa

Kompas.com - 15/10/2020, 15:05 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada Rabu (14/10/2020), Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati menyampaikan harapannya kepada pemerintah daerah (pemda) untuk mereplikasi program-program pendidikan dari Tanoto Foundation.

Pasalnya melalui Program Pintar, lembaga filantropi yang kerap bermitra dengan pemerintah ini menciptakan model untuk meningkatkan kualitas guru, kepala sekolah, dan pengawas agar kemampuan literasi siswa dalam membaca, matematika, dan sains dapat meningkat.

“Dalam program Pintar itu kita ingin bisa berkontribusi, mendukung pemerintah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal membaca, matematika, dan sains. Which is itu sesuai dengan goals (tujuan) dari Sustainable Development Goals-nya (SDGs) Indonesia juga gitu ya,” jelas Margaretha.

Baca juga: Guru, Ini Jadwal Webinar Kemendikbud Keterampilan Mengajar Abad 21

SDGs merupakan tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk fokus merancang 17 tujuan yang saling terkait supaya mencapai masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk semua orang.

Dalam SDGs pada poin 4.1.1 untuk Indonesia, dampak dalam dunia pendidikan yang ingin dicapai ialah peningkatan kemampuan siswa dalam membaca, matematika, dan sains.

Margaretha atau yang lebih akrab disapa oleh Ari menceritakan bahwa Tanoto Foundation sudah menerima satu kabupaten yang ingin mereplikasi program PINTAR.

“Dia (pemda) datang ke kami, dia bilang 'Bu saya mau mengadopsi Bapak/Ibu punya program'. Jadi kita join financing sama mereka. Saya hanya bayarin misalnya biaya fasilitatornya saja, tapi di luar itu semuanya ditanggung sama pemerintah,” kata Ari.

Dengan peristiwa nyata di Atas, Ari yakin bahwa pemda bisa dan mau berinvestasi untuk pendidikan.

Hingga saat ini, Tanoto Foundation dengan pemda setempat sudah membangun sekitar 770 fasilitator guru nasional dan lokal untuk melatih 4.889 guru lain yang tersebar di 20 kabupaten mereka berada.

There’s a beauty to work with the government (ada keindahan dari bekerja sama dengan pemerintah) adalah kita bersama dengan pemerintah yang tadinya 4.889 guru, ternyata kita bisa menjangkau 11.240,” papar Ari.

Peningkatan ini terjadi karena pemerintah tertarik untuk melanjutkan program PINTAR dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing dan melatih 11.240 guru, kepala sekolah, dan pengawas di kabupaten terkait.

Program guru penggerak

Berangkat dari kekhawatiran yang sama, yaitu rendahnya skor hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for International Students Assessment/ PISA) pada 2018, pemerintah pusat pun membuat program bernama guru penggerak.

Di mana capaiannya hampir sama dengan program PINTAR milik Tanoto Foundation, yaitu menghasilkan guru-guru berkualitas untuk menjadi inspirator atau penggerak bagi guru-guru lain.

Masalahnya, nilai PISA Indonesia dalam waktu 10 hingga 15 tahun terakhir cenderung stagnan atau pada keadaan yang sama.

Baca juga: Kemendikbud Ajak Guru Ikut di Program Guru Penggerak dan Pendamping

Bukan hanya itu, nilai rata-rata skor PISA Indonesia pada 2018 juga mengalami penurunan dari 2015.

Dalam 3 kategori ujian PISA, yaitu literasi membaca, matematika, dan sains. Indonesia berada pada peringkat ke-5, ke-6, dan ke-8 dari bawah.

Ari mengakui bahwa program guru penggerak dan PINTAR sangat mirip, tetapi berbeda tarafnya saja. Guru penggerak bertaraf nasional sedangkan program PINTAR dari pemda.

Direktur Komunikasi Tanoto Foundation Haviez Gautama pun menyambut baik keberadaan program guru penggerak ini.

“Semangatnya buat kami adalah kami menyambut baik menjadi bagian dari program penggerak karena itu bisa mempercepat tercapainya tujuan kita tadi. PISA score Indonesia itu bisa naik lebih cepat,” ujar Haviez.

Jika pemerintah menyebutnya sebagai guru penggerak, program PINTAR menjuluki guru-guru yang sudah dilatih dengan nama fasilitator nasional dan daerah.

“Jadi mereka ini, fasilitator daerah ini adalah guru penggerak juga yang memang sedang didorong-dorong oleh pemerintah pusat. Ada sih fasilitator kita yang jadi guru penggerak juga, tapi ada juga yang enggak karena kan itu kan mesti mendaftar ya,” kata Ari.

Cakupan program PINTAR

Dalam acara diskusi Tanoto Foundation dengan Kompas.com, Ari juga memaparkan secara singkat beberapa komponen dalam program PINTAR.

Berikut ini merupakan 3 cara yang dilakukan Tanoto Foundation untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. 

1. Lingkungan belajar yang mendukung.

Terlebih dahulu, Tanoto Foundation akan bekerja sama dengan sekolah untuk membuat lingkungan belajar di sekolah yang bisa meningkatkan kemampuan-kemampuan dasar tersebut pada siswa.

Kemampuan dasar yang dimaksud Ari adalah literasi membaca, matematika, dan sains.

Baca juga: Najwa Shihab: Ada 4 Miskonsepsi dan Tantangan Literasi di Era Digital

“Jadi dari cara mengajarinya, kemudian bagaimana lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran, partisipasi orang tua atau masyarakat. Itu ada di sana (modul program PINTAR),” tuturnya Ari.

2. Kuatkan sumber daya dari daerah setempat.

Tanoto Foundation tidak menciptakan program untuk peningkatan kualitas pendidikan dengan mengambil guru dari luar daerah tersebut.

“Kita yang kita lakukan adalah bagaimana membuat sumber daya lokal, guru-guru lokal, kepala-kepala sekolah lokal, itu menjadi semakin mampu untuk menciptakan suatu pendidikan yang berkualitas. Maka di situ kita membentuk fasilitator daerah, orang lokal kita train menjadi peer educator, educator bagi yang lain,” imbuh Ari.

Dengan bekerja sama dengan dinas pendidikan daerah untuk perencanaan maupun pendanaan, pemda bisa memperoleh gambaran bagaimana cara melatih guru-guru.

3. Bekerja sama dengan lembaga lain.

“Pastinya kita tidak hanya bekerja dengan guru-guru yang sudah ada sekolah, tapi kita juga bekerja dengan lembaga-lembaga yang memang diberi mandat ya. With or without Tanoto Foundation, mereka punya mandat untuk menghasilkan guru-guru masa depan,” jelas Ari lewat aplikasi Zoom.

Ari juga sangat berharap keikutsertaan Tanoto Foundation sebagai organisasi penggerak ini bisa menjangkau lebih banyak provinsi.

Ia mengakui, tidak semua perubahan pendidikan harus lewat program dari Tanoto, tetapi juga bisa bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain.

Pada akhirnya lewat segala program dan kerja sama yang dilakukan Tanoto Foundation, mereka hanya ingin mencapai misinya, yaitu mengembangkan potensi individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas yang transformatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com