Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Terima Rp 20 M dari Kemendikbud, Ini Kata Tanoto Foundation

Kompas.com - 22/07/2020, 17:21 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Program Organisasi Penggerak (POP) yang diusung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menuai kritik Komisi X DPR.

Pasalnya, menurut data organisasi masyarakat yang lolos evaluasi proposal POP, disebutkan Sampoerna Foundation dan Yayasan Bhakti Tanoto (Tanoto Foundation) lolos pada kategori Gajah.

Dalam POP, kategori Gajah akan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 20 miliar per tahun untuk menjalankan program.

Kritik datang dengan anggapan bahwa yayasan besar seperti Sampoerna atau Tanoto Foundation tidak membutuhkan anggaran dari pemerintah, karena mampu memberikan pelatihan serupa dengan biaya sendiri.

Baca juga: Muhammadiyah Mundur dari Organisasi Penggerak Kemendikbud, Ada Apa?

Butuh kerja sama untuk memajukan pendidikan lebih cepat

Menanggapi dugaan tersebut, Tanoto Foundation membantah menerima dana sebesar Rp 20 miliar dari Kemendikbud.

Communications Director Tanoto Foundation Haviez Gautama mengatakan, Tanoto Foundation memang terpilih sebagai salah satu Organisasi Penggerak namun dengan menggunakan pembiayaan mandiri.

Program Pintar Penggerak yang diajukan dalam POP, tegas Haviez, akan didanai mandiri oleh yayasan dengan nilai investasi lebih dari Rp 50 miliar untuk periode dua tahun (2020-2022).

Haviez mengatakan, salah satu misi Tanoto Foundation bekerja sama dengan pemerintah melalui POP Kemendikbud ialah meningkatkan peringkat global pendidikan Indonesia lebih cepat.

Baca juga: Dapat Dana Kemendikbud, Ormas Diundang Dukung Organisasi Penggerak

"Misi kami supaya lebih cepat. Indonesia peringkat pendidikan masih rendah. Kami ingin membantu pemerintah meningkatkan peringkat global pendidikan Indonesia. Di PISA, dari 72 negara kita selalu ranking 3 dari bawah," papar Haviez dalam konferensi daring, Rabu (22/7/2020).

Misi kami di Tanoto, lanjut dia, benar-benar membatu Indonesia dalam bidang pendidikan.

"Di sinilah pentingnya peran kerja sama untuk menjangkau yang lebih luas," imbuhnya.

Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Ari Widowati menambahkan, dalam proses pendaftaran organisasi penggerak, Tanoto Foundation memasukkan pilihan pendanaan secara mandiri, sehingga tidak menerima bantuan dana dari pemerintah dalam menjalankan program.

"Sejak 16 April sudah tidak ada komunikasi dengan kementerian, kecuali melalui paltfom tanya jawab program organisasi penggerak. Kemudian kami dihubungi secara blind review, mereka (yang menghubungi) tidak tahu kami dari organisasi mana," imbuh Ari dalam konferensi daring, Rabu (22/7/2020).

Baca juga: Kemendikbud Selesai Evaluasi Ormas untuk Program Organisasi Penggerak

Terkait dengan alasan Tanoto Foundation mendaftar dalam POP, Ari mengatakan, POP sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Tanoto Foundation sejak 10 tahun silam.

"Tanoto sudah memulainya 10 tahun yang lalu. Pas sekali dengan yang telah kita lakukan selama 10 tahun," kata Ari

Sejak dibentuk pada sekitar 2008, Program Pintar Tanoto telah bekerja sama dengan banyak kabupaten dan sekolah.

"(Sebelumnya) Kami menjangkau 500 sekolah. Dengan kerja sama dengan pemerintah daerah kami dapat menjangkau 1.700 sekolah lebih. Sehingga Tanoto Foundation saja tidak cukup," papar Ari.

Baca juga: Pendaftaran KIP Kuliah Jalur Mandiri PTS Dibuka, Ini Link dan Cara Daftar

Melalui POP, Ari mengatakan akan menjangkau 4 Kabupaten baru di luar yang pernah dijangkau oleh Tanoto Foundation, yakni Kab. Tegal, Kab. Kampar Riau, Kab. Kutai Barat dan Kab. Karo Jambi.

Mengapa kabupaten tersebut jadi pilihan, lanjut dia, karena sesuai dengan persyaratan pemerintah di POP, yakni jangan hanya terkonsentrasi pulau-pulau yang sudah maju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com