Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER EDUKASI] Penelitian Jahe Merah untuk Tangkal Corona | Virus Hoaks Lebih Berbahaya dari Corona | 7 Langkah Pencegahan Corona di Sekolah

Kompas.com - 05/03/2020, 10:44 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pengumuman pemerintah terkait 2 WNI penderita pertama virus Corona membuat perhatian pembaca banyak tertuju pada berbagai berita terkait Covid-19, termasuk di kanal edukasi Kompas.com.

Dunia pendidikan tidak luput dari soal ini sehingga berita populer edukasi didominasi artikel terkait virus Corona sepanjang Senin (2/3/2020) hingga Kamis (4/3/2020).

Diharapkan, tulisan-tulisan terkait virus Corona di kanal edukasi, dapat memberikan perspektif pemberitaan yang lebih memberi harapan dari pada menghadirkan kekhawatiran dan ketakutan.

Berikut berita populer edukasi di awal minggu Maret 2020 ini:

Upaya Pencegahan Virus Corona, Akademisi UNS Kembangkan Jahe Merah

Sejak beberapa bulan ini, dunia dikejutkan dengan merebaknya Novel Coronavirus (2019-nCov) atau yang dikenal dengan virus corona. Bahkan kini, virus tersebut sudah merebak ke berbagai negara.

Baca juga: 7 Langkah Pencegahan Penularan Virus Corona di Lingkungan Sekolah

Ini karena penyebaran virus corona cukup masif dan cepat ke belahan negara. Lebih mengejutkan lagi, kini ada dua Warga Negara Indonesia ( WNI) yang tertular atau dinyatakan positif virus corona dan sekarang dirawat intensif di RS Jakarta.

Maka tak heran jika banyak orang menjadi protektif diri terhadap lingkungan. Sebab, gejala yang ditimbulkan oleh virus corona ini mirip dengan batuk, pilek dan demam.

Terkait hal itu, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebagai lembaga pendidikan dan riset telah mengembangkan budidaya jahe merah. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan virus corona.

Karenanya, beberapa akademisi UNS melakukan pengembangan budidaya jahe merah yang dilakukan di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar.

Bagaimana jahe merah memiliki khasiat dalam menangkal virus Corona? Baca artikel lengkapnya di sini.

Ketua Tim Viral Airborne RSUP Dr. Sardjito: Virus Corona Tak Mematikan, Lebih Berbahaya Virus Hoaks Corona

Simulasi penanganan pasien terinfeksi virus corona di RAUD Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (3/2/2020).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Simulasi penanganan pasien terinfeksi virus corona di RAUD Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (3/2/2020).

Ketua Tim Viral Airborne RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Dr. Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD-KP mengatakan masyarakat tak perlu panik virus corona sesungguhnya tak mematikan.

Ia menilai virus Hoaks lebih berbahaya daripada virus corona. Dr. Ika menyampaikan hal tersebut dalam kuliah mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, Program Studi Profesi Apoteker bertema Tentang Corona Virus dan Penanganannya.

Menurut Dr. Ika, virus corona pernah menjadi wabah dunia dengan tiga jenis yang dikenal selama ini, yaitu SARS-Cov, MERS-Cov dan COVID-19. SARS muncul tahun 2002 di China dan Hongkong, kemudian MERS muncul tahun 2012 dan di akhir tahun 2019 menyusul COVID-19.

Baca juga: Pendaftaran KIP Kuliah Dibuka, Mahasiswa Keluarga Tidak Mampu Diimbau Segera Daftar

 

SARS-Cov jumlah kasusnya mencapai 8.098, meninggal dunia 774 orang dan Case Fatality Rate 9,6 persen. MERS-Cov yang terjangkit lebih sedikit yaitu 2.494, tetapi angka kematian cukup tinggi 858 sehingga Case Fatality Ratenya 34,4 persen.

Sementera, COVID-19 tercatat per tanggal 1 Maret 2020 mencapai 87.137 kasus dengan jumlah kematian mencapai 2.981. Angka kematian ini terlihat sangat tinggi, tetapi bila dibandingkan dengan jumlah kasusnya maka Case Fatality Rate-nya hanya 3,4 persen.

Benarkah angka kematian yang disebabkan oleh kasus virus Corona tidak tinggi? Baca data selengkapnya di artikel ini.

7 Langkah Pencegahan Penularan Virus Corona di Lingkungan Sekolah

Ibu Negara Iriana Joko Widodo cuci tangan bareng pelajar SDN Tanjungsiang, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (7/2/2019) pagi. KOMPAS.com/AAM AMINULLAH Ibu Negara Iriana Joko Widodo cuci tangan bareng pelajar SDN Tanjungsiang, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (7/2/2019) pagi.

Layaknya virus penyebab flu dan batuk, virus Corona dapat menyebar melalui udara sehingga penularannya bisa terjadi dengan cepat.

Penyebaran virus ini umumnya terjadi di lingkungan padat orang, seperti pasar, mal, bandara, termasuk di sekolah. Lingkungan sekolah bisa menjadi lokasi potensial penyebaran beragam virus, baik flu, batuk, cacar air, termasuk virus Corona.

Walau begitu, kepanikan bukanlah jalan keluar untuk "melawan" virus ini, melainkan melalui langkah-langkah pencegahan dan penanganan tepat. Hal tersebut disampaikan oleh Pulmonologist Siloam Hospital Yogyakarta Paulus Wisnu Kuncoromurti.

Baca juga: Bisa untuk SBMPTN 2020 dan PTS, Ini Cara Mudah Daftar KIP Kuliah

 

Menurut dokter yang akrab disapa Wisnu ini, virus Corona bisa dicegah dan disembuhkan bila setiap orang, khususnya guru dan orangtua, melakukan langkah-langkah tepat dalam menghadapi serangan virus ini.

Langkah lengkap pencegahan penularan virus Corona di lingkungan sekolah, tempat les dan lokasi keramaian yang kerap didatangi oleh anak dapat dilihat melalui tautan ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com