Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keunikan SMA Kolese De Britto, Siswa Boleh Gondrong hingga Berpakaian Bebas

KOMPAS.com - SMA Kolese De Britto Yogyakarta mengusung konsep pendidikan bebas yang diterapkan di lingkungan sekolah.

Konsep pendidikan bebas ini tidak hanya bisa dilihat dari penampilan anak-anak SMA Kolese De Britto yang cukup nyentrik. Tetapi nilai kebebasan yang diterapkan di SMA Kolese De Britto ini juga berpengaruh dalam pola pikir para siswanya.

Keunikan siswa SMA De Britto dari penampilan luarnya, seperti siswanya yang diperbolehkan berambut panjang, ke sekolah boleh menggunakan pakaian bebas tapi sopan dan diperbolehkan menggunakan sepatu sandal.

Perlu diketahui bahwa SMA Kolese De Britto merupakan sekolah swasta khusus siswa laki-laki yang berada di Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Siswa berani menyampaikan aspirasi

SMA Kolese De Britto berada di bawah naungan Yayasan De Britto yang secara ex officio diketuai oleh romo Jesuit sebagai rektor kolese.

Dilansir dari laman resmi SMA Kolese De Britto, ketika jabatan rektor dipegang oleh Romo J. Oei Tik Djoen, S.J. pada tahun 1973, di SMA Kolese De Britto dicanangkan pendidikan bebas.

Konsep pendidikan bebas ini merupakan jawaban terhadap keadaan masyarakat yang kurang bisa menerima pendapat yang berbeda dari pendapat umum, khususnya sekitar tahun 1960-1970.

Masyarakat lebih mementingkan penampilan luar daripada motivasi dari dalam. Para pendidik di SMA Kolese De Britto merasa bahwa para siswa harus berpendapat sendiri.

Menurut Kepala Sekolah SMA Kolese De Britto F.X. Catur Supadmono, bentuk kebebasan yang dia rasakan langsung selama ini adalah,anak-anak berani menyampaikan aspirasi atau pendapat mereka.

Sebagai kepala sekolah, dia sering ditemui langsung oleh para siswa yang ingin menyampaikan uneg-uneg mereka jika ada kebijakan sekolah yang dinilai kurang sreg.

"Cara berpikir siswa jika merasa tidak sesuai dengan yang dipikirkan mereka. Siswa akan datang ke saya atau ke waka humas jika merasa ada sesuatu yang tidak sreg di hati mereka," kata F.X. Catur Supadmono kepada Kompas.com.

Sekolah meyakini kebebasan itu selalu berkaitan dengan cara orang berpikir, cara orang bertindak dan cara orang mengambil keputusan.

Siswa tidak ragu mengambil keputusan

Sehingga ketika anak diberi ruang, diberi kemerdekaan untuk menentukan banyak hal maka anak akan bertumbuh secara dewasa.

Siswa akan mengambil keputusan secara baik dan benar, tidak serampangan, bertanggungjawab hingga menggunakan suara hati, imajinasi dan lain sebagainya.

"Itu yang ingin kami raih dari kebebasan atau kemerdekaan yang kami ciptakan di SMA Kolese De Britto," imbuh F.X. Catur Supadmono.

Menurutnya, ujung dari kemerdekaan ini harapannya semua orang dalam konteks pendidikan berarti siswa, guru, karyawan itu mampu menaklukkan diri, membuat keputusan tanpa dipengaruhi rasa lekat tidak teratur pada dirinya.

"Misalnya siswa memutuskan secara merdeka bukan karena pengaruh A atau B, karena saya tahu keputusan ini baik dan bertanggung jawab, berdampak baik bagi orang lain. Maka saya ambil keputusan itu tanpa ada tekanan dan pengaruh yang membuat orang itu terbatas dalam mengambil keputusan," bebernya.

Namun dengan konsep pendidikan bebas yang diterapkan di SMA Kolese De Britto, tidak serta merta semua siswa akan memiliki karakter seperti yang diharapkan.

Anak bisa saja mengalami proses tidak tepat dalam mengambil keputusan. Justru anak bisa belajar dari kejadian tersebut. Proses refleksi, proses pendampingan, proses pembelajaran pendidikan justru muncul.

"Saya kira tidak bagus juga kalau 100 persen pendidikan itu clear, baik semua. Dan itu tidak ada, pasti," imbuhnya.

Justru menariknya, siswa memiliki ruang untuk melakukan sesuatu dan sesuatu itu bisa salah.

F.X. Catur Supadmono menyampaikan, terkadang orang risi saat ada yang mengkritisi sesuatu, risi jika ada sesuatu yang berbeda atau salah. Padahal itu sebenarnya sangat mungkin terjadi dan itu sangat manusiawi.

"Tetapi kadang-kadang kita mau melihat seperti itu dan proses pendidikan justru tidak otentik," katanya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/10/10/104904871/keunikan-sma-kolese-de-britto-siswa-boleh-gondrong-hingga-berpakaian-bebas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke