Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Sosok Yuntik, Kades yang Raih IPK Tertinggi Wisuda RPL UNY

KOMPAS.com - Pada wisuda jenjang sarjana Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa Kabupaten Bojonegoro, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mewisuda sebanyak 384 orang aparat desa.

Adapun acara wisuda digelar di Performance Hall Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY, Minggu (17/9/2023).

Program RPL dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI tersebut menggandeng UNY untuk memberikan fasilitas studi lanjut bagi perangkat desa.

Dari sejumlah wisudawan tersebut, salah satu wisudawati yang berhasil meraih IPK tertinggi ialah Hj. Yuntik Rahayu, S.A.P. dengan IPK 3,81.

Ia mengatakan, awal mulanya studi lanjut berawal dari edaran Pemkab Bojonegoro pada Maret 2022 mengenai program RPL Desa beasiswa pendidikan.

Tentu untuk peningkatan kapasitas bagi perangkat desa dan elemen yang tergabung dalam pemerintahan desa seperti Kepala Desa, Perangkat Desa, BUMdes atau pengelola wisata serta Karang Taruna dan PKK.

"Setiap desa diberi kuota 5 orang, dari desa Mojodelik ada 4 orang termasuk saya," ujar Yuntik Rahayu, dilansir dari laman UNY.

Yuntik yang menjabat sebagai Kepala Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro tersebut diterima kuliah RPL UNY di Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik.

Ia kuliah sejak mulai pembelajaran 29 Maret 2022 hingga Yudisium 8 September 2023 atau lama studinya dalam waktu 1 tahun 6 bulan.

Di perkuliahan cukup aktif

Menurutnya, awal mula kuliah cukup berat lantaran kesibukannya sebagai kepala desa. Seharusnya Yuntik pulang dari balai desa pukul 15.00 WIB namun masih harus kuliah hingga pukul 17.30 WIB.

Usai mandi, sholat magrib dan sholat isya’ disambung kuliah lagi hingga pukul 21.00 WIB bahkan kadang lebih.

"Waktu yang biasanya longgar menjadi sangat padat. Pada awalnya saya mengeluh namun setelah saya ikuti pembelajarannya makin menarik sesuai dengan pekerjaan yang saat ini saya emban, jadi semakin hari semakin menantang saya untuk belajar," terang dia.

Ketika ikut kuliah, dia mengaku menyalakan kamera dan cukup aktif dalam perkuliahan.

"Saya juga terpilih menjadi ketua kelompok di dalam kelas RPL C. Dan mendapat julukan ‘bu guru’ karena saya selalu membantu sekiranya rekan-rekan ada yang tidak bisa mengerjakan tugas yang telah diberikan, atau harus mengirim ke link mana tugas tersebut," tutur Yuntik.

Setiap ada lokakarya Yuntik selalu hadir dan selalu berusaha bertanya. Semua kegiatan dan tugas yang diberikan dosen dikerjakan sendiri, walau sangat menyita waktu tenaga dan pikiran karena ingin mendapat nilai terbaik.

Tak mau ketinggalan zaman di era teknologi

Dia menceritakan bahwa lulus SMEA pada 1998 namun tidak dizinkan oleh ayahnya untuk kuliah karena rumahnya di pelosok desa dan tidak ada perempuan yang kuliah pada saat itu.

Akhirnya Yuntik berwiraswasta mendirikan PT. Dwi Jaya Banyuurip dan CV Dwi Jaya yang bergerak dalam bidang jasa persewaan gudang, alat berat, excavator, yap crane, dump truck, tanki trailer 40 feet dan sebagainya.

Yuntik terpilih menjadi kepala desa sejak tahun 2014 hingga sekarang.

"Seandainya bapak ibu bisa melihat saya sekarang pasti senang dan bahagia karena anaknya mendapat nilai tertinggi seangkatan lulusan Universitas Negeri Yogyakarta. Anakmu sudah jadi sarjana bapak, ibu," ucap dia menahan haru.

Tentu, ia memiliki motivasi untuk ikut kuliah yakni karena tidak mau ketinggalan zaman di era yang serba teknologi.

Tapi dia juga sekaligus memotivasi anak-anak desa agar mau kuliah. "Selain itu dengan ilmu yang saya punyai ingin mengembangkan dan memajukan desa saya dengan lebih terarah ke depannya. Saya bersyukur memperoleh ilmu dari para dosen di UNY yang baik," tandasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/09/18/093729371/ini-sosok-yuntik-kades-yang-raih-ipk-tertinggi-wisuda-rpl-uny

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke