Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

HUT Ke-15, Asosiasi Inventor Indonesia Ingatkan Peran Penting Periset dalam Perekonomian Nasional

KOMPAS.com - Pada peringatan hari ulang tahun ke-15, Asosiasi Inventor Indonesia (AII) melalui Ketua Umum Prof. Didiek Hadjar Goenadi mengingatkan peran penting periset dan penemu Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kami ingin dalam peringatan ulang tahun ke-15 AII, organisasi ini lebih besar manfaatnya bagi anggotanya dalam hal ini inventor tentunya dengan dukungan pemerintah," ungkap Prof. Didiek.

"Kita juga inginkan lembaga-lembaga terkait riset dapat melihat peran periset besar dalam membangkitkan perekonomian nasional, walaupun kita ketahui mereka (periset) bekerja dalam diam, tidak ingin dipublikasikan," tegasnya.

Ia melihat sudah banyak perubahan pemerintah dalam "memanusiakan" para periset melalui berbagai skema pendanaan kegiatan riset agar lebih produktif lagi.

Lebih jauh Prof. Didiek menjelaskan kehadiran AII mengemban tugas utama membantu inventor untuk mengatasi kendala hambatan dalam komersialisasi invensinya, memperkuat kemampuan inventor dalam berinvensi, dan membekali inventor dengan kemampuan memasarkan invensinya.

"Misi ini dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari valuasi hingga promosi kepada industri yang potensial dengan core business yang sesuai dengan jenis invensi yang dihasilkan oleh para inventor," ungkapnya.

Ketua Bidang Kerja Sama AII, Muhammad Ibnu Fajar menambahkan, dalam perjalanan AII mengalami pasang surut.

"AII berbeda dengan institusi riset lain karena bersifat asosiasi. Seluruh inventor yang tercatat di Ditjen HAKI adalah anggota AII," ungkapnya. Hal ini membuat AII mampu menjembatani antara investor (industri) dan inventor (periset/penemu). 

Kolaborasi pemangku kepentingan

Dalam mewujudkan misinya, UII menjalin kolaborasi dengan berbagai institusi penghasil invensi, lembaga penyedia dana riset dan perakitan teknologi, asosiasi industri/pengusaha, pemerintah, dan masyarakat umum termasuk inventor mandiri.

Beberapa kemitraan yang dijalin AII antara lain dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS ), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Perhimpunan Periset Indonesia (PPI), (Badan Riset dan Inovasi Nasional) BRIN, DitJen Kekayaan Intelektual, serta Ditjen Pendidikan Vokasi.

Selain itu AII juga telah menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi antara lain dengan Politeknik Negeri Malang (Polinema), Universitas Djuanda Bogor, dan Universitas Pancasila untuk memvaluasi Invensi dan komersialisasinya.

"Selain itu, sosialisasi tentang strategi manajemen invensi hasil riset terus dilaksanakan oleh AII di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di berbagai wilayah Indonesia," tambah Prof. Didiek.

Capaian AII

Tahun 2022 AII kembali mendapatkan amanah untuk melakukan valuasi atas 49 Invensi GRS Tahun 2015-2021, dimulai dari bulan Oktober 2022 dan akan berakhir Oktober 2023.

Kegiatan ini merupakan lanjutan atas kerjasama sebelumnya antara AII dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit tahun 2021-2022.

Dari kegiatan tahun sebelumnya, telah diperoleh 13 teknologi terkait kelapa sawit yang dinilai layak komersialisasi dan enam di antaranya sudah mendapatkan pernyataan minat dari pihak industri terkait.

Dua di antaranya yaitu invensi tentang produk pupuk silika (BioSilAc) dan emulsifier untuk pangan telah berlanjut ke tahapan perjanjian kerahasiaan (non-disclosure agreement,NDA) dengan perusahaan terkait.

Kegiatan valuasi teknologi tahun merikutnya telah menghasilkan Invensi yang siap untuk dikomersialisasikan dengan para mitra industri dan dituangkan dalam bentuk LOI dan/atau NDA.

Hingga Juli (minggu kedua) 2023 setidaknya sudah terdapat delapan penemuan yang telah mencapai tahapan perjanjian kerja sama atau Letter of Intent (LOI) bahkan hingga perjanjian kerahasiaan atau Non- Disclosure Agreement (NDA).

Selain Kegiatan di atas, AII juga sedang mengawal scale up invensi hasil valuasi riset GRS tahun sebelumnya di antaranya Lemak kalsium (invensi Prof. Lienda Handojo-ITB) kepada Dirjen Agroindustri dan PT Mahesi dalam mendukung program peningkatan produksi susu sapi domestik mencapai target 60 persen.

Selain itu ada pula production trial kayu lapis (Sandwich Laminated Lumber) dari batang kelapa sawit sisa tebangan program replanting (invensi Dr Erwinsyah-PPKS-RPN) dengan PT Charcinah Altan Mandiri (CAM).

Di samping itu AII juga memfasilitasi pemasyarakatan invensi Torsi Plus, sebuah alat yang dapat mengurangi gas emisi gas buang kendaraan bermotor hingga 0 persen, peningkatan daya, dan hemat bahan bakar hingga 30 persen (karya Inventor Mandiri Komarudin Umar) kepada masyarakat pemilik kendaraan diesel maupun premium.

"Terakhir kami sedang memfasilitasi uji kelayakan Torsi Plus kepada Kementerian ESDM cq Ditjen EBTKE dan Kementerian LHK cq Ditjen Pengendalian Pencemaran Udara untuk mendukung program mereka terkait tupoksi kementeriannya masing-masing," jelas Prof. Didiek.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/18/190703371/hut-ke-15-asosiasi-inventor-indonesia-ingatkan-peran-penting-periset-dalam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke