Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prodi Keperawatan Ukrida Terapkan Compassion sebagai Nilai Dasar Pendidikan

KOMPAS.com - Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) berkomitmen menerapkan compassion dalam sistem pendidikan program studi (prodi) Keperawatan.

Compassion adalah sebuah bentuk kepedulian terhadap orang lain yang diikuti dengan keinginan untuk membantu.

Penerapan compassion di prodi Keperawatan Ukrida berangkat dari sebuah keresahan mengenai pergeseran nilai identitas perawat.

Ukrida menilai, karakter compassion atau belas kasih saat ini tidak mudah ditemukan dalam unit-unit pelayanan kesehatan. Bahkan, ada banyak keluhan-keluhan yang didasarkan atas sikap perawat yang dianggap tidak sebagaimana mestinya.

Menurut penelitian Sommers, Tarihoran, Sembel, dan Tzeng (2017), perawat Indonesia digambarkan jauh dari sosok "angel" yang diharapkan oleh masyarakat.

Padahal menurut Dietze, E.V, dan Orb, A (2000), salah satu elemen mendasar dari asuhan keperawatan adalah compassion.

Pasalnya, compassion dapat menjadikan perawat lebih dekat dengan pasien dan melihat situasi pasien lebih dari prosedur rutin medis. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Torjuul et al, (2007).

Tidak dapat dipungkiri bahwa kelangkaan nilai compassion bukan tanpa sebab. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Wright (2004) bahwa aspek teknis dan manajerial perawatan lebih diprioritaskan daripada pemberian perawatan.

Selain itu, perluasan peran perawat juga dianggap telah mengikis esensi keperawatan itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Michelle Rydon-Grange (2018) mengungkapkan tiga ciri-ciri organisasi yang sering dikaitkan dengan perawatan tanpa compassion.

Pertama, rumah sakit (rs) akan kekurangan staf. Kedua, pola shift kerja berlebihan. Ketiga, sebuah rs hanya terfokus pada pencapaian efisiensi layanan.

Lebih jauh tentang compassion

Untuk diketahui, compassion memiliki berbagai makna berbeda dalam dunia keperawatan.

Cendekiawan Buddha Tibet, akademisi studi agama dan filsafat Timur-Barat, Thupten Jinpa mengartikan compassion sebagai tiga hal (Jinpa, 2015).

Pertama, compassion adalah hasil kebijaksanaan secara sadar yang terlibat dengan penderitaan orang lain.

Kedua, compassion memiliki respons yang baik terhadap kesusahan yang dialami. Ketiga, compassion berarti mengakui interkoneksi manusia dengan orang lain yang mengarah pada keinginan tulus untuk meringankan penderitaan.

Sementara itu, Van Der Cingel M (2011) menyebutkan bahwa compassion merupakan kriteria penting asuhan keperawatan yang dilihat dari perspektif pasien.

Pasien akan mengakui bahwa telah menerima asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi ketika merasa bahwa perawat memberikan belas kasih dalam hubungan tersebut.

Menurut Jo N et al (2016), karakteristik perawat yang baik adalah memiliki rasa hormat dan hubungan baik, secara keseluruhan didasarkan pada belas kasih (compassion).

Berbeda dengan Jo, Schantz M (2007) menilai compassion sebagai aset paling berharga dalam keperawatan dan merupakan salah satu kekuatan profesi.

Sementara itu, menurut Chambers, C dan Ryder E (2009), compassion telah digambarkan sebagai "esensi keperawatan," karena dibutuhkan kemampuan untuk memahami pengalaman pasien sambil mempromosikan penyembuhan dan mengurangi penderitaan.

Compassion dapat dibangun sejak dini

Ukrida melalui prodi Keperawatan meyakini bahwa nilai compassion dapat dibangun mulai dari saat calon perawat berada di masa pendidikan.

Menurut Rydon-Grange (2018), literatur psikologi secara khusus juga menunjukkan bahwa sistem compassion manusia bersifat adaptif dan sangat selaras dengan lingkungannya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, prodi Keperawatan Ukrida telah melakukan berbagai inovasi pembelajaran dengan berbasis compassion. Nilai ini diaplikasikan dalam setiap iklim akademik dan nonakademik, serta berbagai kegiatan lain yang berhubungan dengan masyarakat.

Selain itu, Program studi Keperawatan Ukrida juga memiliki tenaga pendidik yang mumpuni sesuai peminatan, seperti Keperawatan Paliatif, Neurologi, Anak, Gerontik, Komunitas, dan Manajemen.

Tak kalah penting, para pendidik juga telah memiliki pengalaman di lapangan yang tidak sedikit sehingga mahasiswa dan mahasiswi akan mendapatkan gambaran penuh dari segi teori maupun praktik.

Penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih (2021) menyebutkan bahwa perawat yang memiliki pekerjaan atau berhubungan dengan pendidikan, seperti perawat peneliti atau riset, perawat pendidik, serta perawat yang bekerja di institusi pendidikan memiliki compassion cukup tinggi.

Oleh karena itu, perawat yang berada di lingkungan pendidikan secara langsung dapat menjadi model bagi para mahasiswa dan rekan sesama pendidik untuk mengembangkan compassion dengan lebih baik.

Menurut Kelley & Kelley (2013), para pendidik dan praktisi perawat lain percaya bahwa compassion adalah keterampilan yang dapat dikembangkan selama pelatihan.

Dengan demikian, kemampuan profesional pelayanan kesehatan dapat mengalami dan menunjukkan perilaku compassion yang sebagian ditentukan oleh lingkungan tempat mereka berlatih.

Oleh karenanya, prodi Keperawatan Ukrida berkomitmen untuk menjadi bagian dari pengembangan nilai compassion tersebut.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/01/03/192522871/prodi-keperawatan-ukrida-terapkan-compassion-sebagai-nilai-dasar-pendidikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke