Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seleksi PTN Jalur SNBP 2023, Sekolah Diminta Jujur Beri Nilai Rapor

KOMPAS.com - Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2023 resmi diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kamis (1/12/2022).

Kemendikbudristek juga sudah membentuk tim SNPMB yang memiliki fungsi dan tujuan untuk memfasilitasi sekolah dan universitas demi kelancaran pelaksanaan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2023.

Harapannya, institusi pendidikan tersebut semakin memiliki pemahaman yang sama tentang segala hal yang menyangkut skema, mekanisme, dan tatacara transformasi aturan yang baru sebelum masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Seperti diketahui, ada tiga jalur seleksi untuk masuk ke PTN 2023 yakni Seleksi Nasional Berdasarkan prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan Seleksi Mandiri. Masing-masing seleksi memiliki kuota atau daya tampung yang berbeda.

Daya Tampung Mahasiswa SNBP untuk setiap program studi pada PTN ditetapkan paling sedikit 2O persen, SNBT minimum 40 persen, dan Seleksi Mandiri PTN maksimum 30 persen.

Pada jalur SNBP tidak dipungut biaya dari calon mahasiswa. Oleh karena itu, jalur ini diincar oleh sekolah dan siswa.

Namun, Sekretaris Eksekutif SNPMB 2023, Bekti Cahyo Hidayanto mengatakan, justru pada seleksi ini yang sering terjadi masalah.

“Di SNBP ini nanti tidak ada biaya. Karena tidak ada biaya, inilah jalur yang paling mudah dan simpel untuk diikuti karena cukup di sekolahnya saja, tidak perlu tes, tetapi disinilah SNBP yang menjadi masalah,” ujar Sekretaris Eksekutif SNPMB 2023, Bekti Cahyo Hidayanto, pada Sosialisasi SNPMB PTN 2023 lewat Youtube Universitas Indonesia, Kamis (8/12/2022).

Bekti juga memaparkan hampir 80 persen permasalahan di tahun-tahun lalu itu urusannya adalah di SNBP bukan di SNBT. Oleh karena itu, pihaknya mengajak sekolah semakin memahami skema dan mekanisme yang berlaku agar tidak muncul masalah.

Salah satu hal penting yang wajib dilakukan sekolah bagi siswa yang mengikuti jalur SNBP yakni menyiapkan nilai rapor, jangan menunggu tanggal registrasi.

Bekti juga mengingatkan sekolah agar tidak memainkan nilai rapor siswa agar bisa ikut SNBP.

“Mestinya rapor semester satu sampai semester empat kan sudah ada, yang belum ada kan nilai rapor yang semester lima, baru ada nanti Desember. Jadi, bapak itu jangan ngarang-ngarang membuat rapor khusus untuk SNBP,” ungkap Bekti.

Pihaknya menekankan agar sekolah tidak menciptakan rapor yang baru karena hal tersebut akan ketahuan juga nantinya.

“Kami tahu dan kadang mendapatkan info dari calon mahasiswa itu sendiri yang mengganti nilainya khusus untuk SNBP. Selain itu, guru dan kepala sekolah ditegaskan untuk tidak membuat nilai palsu anak didik calon PTN yang ingin masuk jalur SNBP,” tegas Bekti.

Selain itu, sekolah juga dituntut untuk tidak mengarang-ngarang nilai dan menaikkan nilai siswanya.

“Gak usah ngarang-ngarang nilai. Jangan percaya kalau untuk SNBP itu kalau lulus, grafik semester satu sampai semester lima harus naik. Ini gak benar, yang wajar dan apa adanya saja,” ungkap Bekti.

Seleksi SNBP di PTN juga tidak pernah membandingkan nilai rapor siswa dari satu sekolah ke sekolah lain. Hal ini tidak akan dibandingkan. Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan dengan tegas supaya sekolah tidak menaikkan nilai rapor siswa.

“PTN memiliki mekanismenya dalam menyeleksi calon mahasiswa melalui jalur SNBP, maka guru dan kepala sekolah penting mengusulkan siswa-siswanya yang benar-benar layak masuk di SNBP,” urai Bekti.

Selain itu, sekolah juga perlu mengetahui ketentuan pemeringkatan siswa oleh sekolah. Ada perbedaan ketentuan dari tahun lalu yakni tahun lalu.

Tahun ini karena tidak memandang jurusannya lagi, maka yang perlu dilakukan sekolah yakni silakan memasukkan semua nilai semester satu hingga semester lima, semua nilai mata pelajaran yang diikuti, tidak perlu membanding-bandingkan antar sekolah kamu dengan sekolah lain.

“Sekolah bapak ibu walaupun negeri mungkin hanya memiliki 13 mata pelajaran, sekolah sana kog 14?. Bapak ibu tidak perlu membanding-bandingkan hal tersebut, yang penting dimasukkan saja sesuai apa adanya,” ujar dia.

Ia menambahkan, pihak sekolahlah yang sangat menentukan peserta didik yang dapat mengikuti seleksi SNBP karena guru dan kepala sekolah yang mengetahui kemampuan siswanya untuk dapat mendaftar pada jalur ini.

“Karena itu, pilihlah anak-anak yang benar-benar layak untuk itu,” ungkap Bekti.

Sekolah juga dituntut paham dengan prodi di semua PTN yang ada. Mereka harus memantau bakat anak didik mulai dari kelas X, sehingga peserta didik benar-benar ditempatkan sesuai kemampuannya.

Seperti diketahui bahwa di PTN ada sistem drop out yang mmeungkinkan mahasiswa keluar dari universitas karena tidak mampu melanjutkan kuliah. Ini perlu menjadi perhatian karena anak tersebut memakai uang negara.

“Pemerintah mensubsidi peserta yang lulus SNBP karena tidak cukup uang kuliah tunggal yang dia bayarkan ke perguruan tinggi. Jadi hilang dan percuma, kan lebih baik digunakan oleh orang yang yang pas,” ungkap Bekti.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/12/09/094543171/seleksi-ptn-jalur-snbp-2023-sekolah-diminta-jujur-beri-nilai-rapor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke