Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bantuan Rice Cooker Gratis Tak Tepat, Ini Penjelasan Pengamat UGM

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membagikan 680.000 penanak nasi atau rice cooker gratis kepada masyarakat di tahun 2023.

Kebijakan ini nampaknya mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat RI, khususnya komisi VII.

Pemberian ini merupakan bagian kajian uji coba konversi kompor elpiji ke kompor listrik di sejumlah wilayah. Wacana pengalihan kompor LPG ke listrik ini pun menuai berbagai tanggapan dari masyarakat.

Namun belum sepenuhnya berjalan, muncul rencana lain untuk membagikan rice cooker tersebut.

Pemerintah beri bantuan 680.000 rice cooker

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi memberikan pendapatnya mengenai rencana pembagian rice cooker tersebut.

Fahmy menjelaskan, setelah dibatalkan pembagian kompor listrik, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membagikan 680.000 penanak nasi atau rice cooker gratis kepada masyarakat pada 2023.

Dia menerangkan, pembagian rice cooker yang akan dibiayai dari APBN Kementerian ESDM 2023 ini memiliki beberapa tujuan, yakni:

  • Mendukung pemanfaatan energi bersih
  • Meningkatkan konsumsi listrik per kapita
  • Penghematan biaya memasak bagi masyarakat.

Sayangnya, pemerintah belum menghitung juga kontribusi dalam pemanfatan energi bersih, peningkatan konsumsi listrik, dan penghematan menanak nasi dalam penggunaan 680.000 rice cooker.

"Sebagai bagian dari diversifikasi penggunaan energi bersih yang menggunakan listrik, pembagian rice cooker gratis cukup tepat," ujar Fahmy Radhi seperti dikutip dari laman UGM, Senin (28/11/2022).

Dia menekankan, dengan daya listrik rendah, penggunaan rice cooker dapat dimanfaarkan oleh keluarga penerima manfaat yang menggunakan daya listrik 450 Volt Ampere (VA).

Penggunaan baik untuk rice cooker berdaya 200 VA, maupun berdaya 300 VA.

Hanya saja, untuk rice cooker berdaya 200 VA dapat digunakan selama 24 jam. Untuk rice cooker berdaya 300 VA tidak dapat digunakan selama 24 jam terus menerus, terutama pada malam hari saat semua menyala.

"Agar lebih leluasa penggunaan rice cooker 300 VA, pelanggan listrik 450 VA harus mengubah menjadi 900 VA," ungkap dia.

Program pembagian rice cooker dinilai tidak efektif

Fahmy menambahkan, pembagian rice cooker tidak begitu tepat dianggap sebagai upaya menggantikan gas LPG 3 Kg.

Bahkan, hampir bisa dibilang tidak dapat menggantikan LPG 3 Kg sama sekali.

Alasannya, rice cooker hanya untuk menanak nasi. Sedangkan memasak lauk dan lainnya masih menggunakan kompor gas dengan LPG 3 Kg.

Program pembagian rice cooker dinilainya tidak efektif sama sekali jika dikaitkan dalam upaya untuk menggurangi, apalagi menggantikan LPG 3 Kg.

Gas hingga kini memang sebagai konten impor dan menyita subsidi cukup besar sehingga memberatkan APBN.

Dia menyarankan, Kementerian ESDM seharusnya memprioritaskan diversifikasi program penggunaan energi bersih melalui migrasi dari LPG 3 Kg ke energi bersih. Seperti menambah jaringan Jargas dan mempercepat gasifikasi batubara yang lebih masif.

"Bukan program coba-coba yang tidak efektif dalam menggantikan LPG 3 Kg yang menjadi permasalahan negeri ini selama ber tahun-tahun tanpa ada solusinya," tandasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/11/28/151700771/bantuan-rice-cooker-gratis-tak-tepat-ini-penjelasan-pengamat-ugm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke