Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gempa Cianjur, Save The Children Tangani Hak Pendidikan Anak di Situasi Darurat

KOMPAS.com - Bencana alam gempa Cianjur minggu lalu membawa duka bagi bangsa Indonesia. Dari ratusan korban jiwa, ada puluhan siswa yang turut menjadi korban meninggal dunia.

Data dari Pemerintah Kabupaten Cianjur Jawa Barat melaporkan ada sebanyak 42 siswa/murid serta 10 guru yang meninggal dunia akibat gempa Cianjur.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur terpaksa menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar karena status tanggap darurat bencana.

Sebab, ada tantangan yang besar terkait tempat belajar, dan aspek psikologis siswa serta guru.

Beri ruang belajar sementara bagi anak-anak

Terkait hal itu, Save the Children Indonesia bersama dengan klaster pendidikan Cianjur melakukan pendataan dengan mengidentifikasi anak dan guru yang terdampak, termasuk kondisi sarana dan prasarana sekolah.

Hal ini menjadi penting untuk dapat memastikan penyaluran bantuan yang merata dan juga tepat sasaran, serta dapat segera memberikan layanan dukungan psikososial untuk membantu memulihkan aspek psikis anak, orangtua dan guru yang terdampak.

Tak hanya itu, Save the Children Indonesia juga menyediakan tenda untuk dijadikan sebagai ruang belajar sementara yang aman dan nyaman untuk anak-anak.

Menurut Imelda Usnadibrata selaku Head of Education - Save the Children Indonesia, pendidikan adalah salah satu hak anak yang harus dipenuhi apapun situasinya termasuk dalam situasi darurat.

Seperti di Cianjur, anak-anak penting untuk segera mendapatkan layanan dukungan psikososial dimana ini adalah termasuk dalam unsur pendidikan pada situasi darurat.

"Tujuan utama adalah memastikan anak-anak dapat mengatasi rasa khawatir, takut, cemas dan tentunya dengan bertemu teman serta guru mereka akan senang kembali belajar dan bersekolah," ujar Imelda dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/11/2022).

Pentingnya dukungan psikososial

Sedangkan Ayu salah satu guru Matematika di Kabupaten Cianjur menuturkan bahwa saat gempa dirinya sedang mengajar dan berdiri di depan kelas.

"Semua orang teriak, anak-anak panik, dan saya juga sangat panik dan takut. Bayangkan ya, orang dewasa saja takut apalagi anak-anak," tuturnya.

"Untuk itu penting sekali adanya dukungan psikososial untuk anak-anak dan guru. Karena kami sangat membutuhkan itu, termasuk juga bagaimana caranya selamat dari kejadian gempa bilamana terjadi kembali," harap Ayu.

Kini, Program Pendidikan dalam situasi darurat serta layanan dukungan psikososial Save the Children Indonesia telah menjangkau lebih dari 200 anak, 22 Guru di Nagrak, Cugenang, dan SMP 1 Warungkondang.

Salah satu edukasi yang diberikan juga meliputi terkait pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

Hal ini bertujuan untuk memastikan anak-anak, guru, dan warga sekolah memahami karakteristik bencana, memahami upaya mitigasi serta langkah-langkah yang dapat dilakukan pada sebelum, saat dan setelah terjadi bencana.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/11/28/092905871/gempa-cianjur-save-the-children-tangani-hak-pendidikan-anak-di-situasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke