Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Wardiman dan "Link and Match"

Sebagai undangan saya hadir dan banyak bertemu dengan teman-teman kalangan penerbangan nasional. Acara berlangsung meriah, lancar, menarik, dan sangat menginspirasi.

Dari sekian banyak tamu yang hadir, saya berjumpa antara lain dengan sahabat dan guru saya Prof Dr Ida Bagus Rahmadi Supancana. Saya sendiri duduk bersebelahan dengan tuan rumah, Ilham Akbar Habibie.

Di meja sebelah, saya melihat tokoh senior yang cukup terkenal, tetapi saya lupa namanya. Saya tanyakan pada Ilham dan Ilham tidak hanya mengingatkan saya bahwa beliau itu adalah mantan Menteri Pendidikan Wardiman Djojonegoro, akan tetapi menambah informasi bahwa beliau itulah yang mempromosikan dunia pendidikan kita tentang metode link & match.

Secepat kilat ingatan saya pulih dan saya segera menghampiri beliau untuk menyapa sekaligus mengobrol sejenak dengan Prof Dr Ing Wardiman.

Di tahun 1990-an cukup banyak media menuangkan pernyataan-pernyataan beliau tentang pendidikan yang harus berpedoman pada link & match. Saya ingat sekali, karena prinsip link & match dalam pendidikan akan sangat menentukan keberhasilan dalam mencetak peserta didik saat menempuh kariernya nanti.

Beberapa contoh dari penerapan prinsip link & match adalah kurikulum pendidikan yang disusun dan didisain sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Dewasa ini kurikulum harus berwawasan iptek dan kompetensi dalam hal berorientasi kepada penguasaan keahlian dan sama sekali bukan bertujuan sekedar mencari ijazah atau tanda lulus semata.

Pak Wardiman bercerita tentang betapa beliau dan Rudy Habibie serta beberapa teman yang sempat menempuh pendidikan di Jerman sebagai negara maju sebenarnya sangat terinspirasi oleh banyak pidato kebangsaan Bung Karno di tahun 1950-an.

Masih menjadi tantangan

Kembali kepada pembicaraan tentang pendidikan yang berprinsip link & match ternyata sampai dengan saat ini masih tetap saja menjadi tantangan besar dunia pendidikan di Indonesia. Belum banyak lembaga pendidikan yang benar-benar menerapkan prinsip link & match.

Akan tetapi, di luar itu semua institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Angkatan Udara telah menerapkan prinsip link & match pada mekanisme dan kurikulum pendidikannya.

Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Universitas Nurtanio, dan Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto telah bekerja sama dengan berbagai lembaga lain dan stake holder penerbangan di Indonesia dalam menerapkan pendidikan yang berorientasi penuh pada prinsip link & match.

Sudah cukup banyak lulusan dari lembaga pendidikan Angkatan Udara itu yang kini telah berkiprah di berbagai institusi penerbangan di Tanah Air dan di luar negeri dengan sukses.

Mereka adalah produk dari lembaga pendidikan yang menerapkan metode link & match. Sebuah metoda pendidikan yang dipromosikan dengan gencar oleh Menteri Wardiman di tahun 1990-an.

Terimakasih Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/29/115549071/menteri-wardiman-dan-link-and-match

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke