Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dosen UM Surabaya: 4 Dampak Kenaikan BBM Subsidi untuk Rakyat

KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)) subsidi menuai respons masyarakat.

Harga BBM subsidi yang naik adalah Pertalite, dari harga Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Harga Solar naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Selisih kenaikan harga BBM subsidi ini membebani masyarakat.

Pakar Ekonomi sekaligus Dosen UM Surabaya, Arin mengatakan ada banyak dampak yang terjadi karena kenaikan harga BBM subsidi.

"Kenaikan harga BBM sekitar Rp 2.500 akan sangat dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah. Pasalnya, dampak dari kenaikan harga BBM subsidi ini akan mengakibatkan banyak hal," kata Arin dilansir dari laman UM Surabaya.

Arin menyebut kenaikan harga BBM subsidi akan berdampak beberapa hal pada masyarakat menengah ke bawah.

4 dampak kenaikan BBM subsidi 

Setidaknya ada 4 dampak yang dirasakan masyarakat ketika harga BBM subsidi mengalami kenaikan:

1. Turunnya daya  beli

Pertama, timbulnya penurunan daya beli dalam jangka pendek, karena income effect (dampak pendapatan) yang secara nyata mengalami penurunan.

Meski beban rumah tangga berbeda satu sama lain, hal ini akan memukul kelompok rumah tangga terbawah/miskin yang tidak memiliki ruang yang cukup untuk menghadapi masalah cashflow jangka pendek.

2. Kenaikan harga pokok

Kedua, secara simultan kenaikan harga BBM akan menaikkan harga-harga bahan pokok lain yang tentu memberatkan bagi masyarakat menengah ke bawah yang masih dalam proses pemulihan ekonomi, setelah terdampak adanya pandemi Covid-19.

3. Menaikkan angka pengangguran

Ketiga, pada aspek sosial masyarakat adalah mendorong peningkatan angka pengangguran.

Alasanya, karena BBM subsidi merupakan bahan dasar operasional perusahaan, dengan adanya kenaikan harga maka akan membebani biaya produksi.

Untuk pertimbangan efisiensi produksi, maka pilihan yang harus diambil perusahaan adalah menghentikan proses perekrutan karyawan baru hingga terpaksa pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Dengan begitu, berpotensi meningkatkan angka pengangguran.

4. Angka kemiskinan bertambah

Keempat, dengan meningkatnya angka pengangguran, maka akan berujung pada peningkatan kemiskinan Indonesia.

Arin menjelaskan data BPS per Maret 2022 menunjukkan garis kemiskinan mengalami kenaikan 3,975 persen dibandingkan September 2021 atau menjadi sekitar Rp 505.469.

"Sehingga tidak salah jika kondisi-kondisi yang ditimbulkan dari kenaikan harga BBM subsidi mendorong timbulnya permintaan akan kebijakan kompensasi, seperti bantuan langsung tunai (BLT) maupun bantuan subsidi upah (BSU) sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan harga BBM," kata dia.

Sementara, bagi kelas menengah atas, kenaikan harga BBM subsidi tidak memberikan dampak signifikan.

Namun mereka tetap mengalami penurunan disposable income atau pendapatan yang siap dibelanjakan.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/07/091831771/dosen-um-surabaya-4-dampak-kenaikan-bbm-subsidi-untuk-rakyat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke