Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Salsabilla, Penyandang Tuli yang Berhasil Selesaikan Kuliah di ITB

KOMPAS.com - Perjalanan Salsabilla Rasika Sumekto saat kuliah bisa menjadi inspirasi bagi para mahasiswa. Khususnya bagi mahasiswa baru yang saat ini sedang bersiap-siap masuk kuliah.

Salsabilla merupakan salah satu 50 wisudawan yang mengikuti Wisuda Juli ITB Tahun Akademik 2021/2022.

Ia merupakan mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB sekaligus merupakan mahasiswa berkebutuhan khusus.

Salsabilla hanya mampu mendengar suara di atas 90-110 desibel sejak lahir. Namun, hal itu tidak membuatnya berhenti untuk terus melaju hingga garis final perkuliahan.

Ia bahkan punya keahlian membuat komik. Selama menimba ilmu, tentu Salsabilla punya cerita menarik dan tantangannya saat kuliah.

Alumni SMAN 1 Depok ini bercerita, jika saat kuliah ia menangkap pembelajaran melalui tulisan-tulisan yang dipresentasikan dosen hingga catatan materi kuliah yang telah dicatat oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Dalam metode membaca gerakan bibir, bagi Salsabilla pribadi keakuratannya hanya 30 persen.

Sehingga ia lebih mengandalkan visual dan tulisan. Salsabilla juga mengatakan terdapat metode preferensi komunikasi yang berbeda-beda di antara teman-teman tuli.

Tidak semuanya mampu mencerna melalui tulisan dan ada yang lebih nyaman lewat bahasa isyarat.

Maka dari itu, ia mengatakan kondisi tersebut bisa menjadi pertimbangan atau masukan bagi layanan Juru Bahasa Isyarat. Serta dibangunnya UKM "Pusat Layanan Disabilitas" di kampus. Sehingga bisa mengakomodasi teman-teman disabilitas ke depannya.

Kendala lain, kadang kala ia tidak dapat “mendengarkan” saat para dosen bercerita pengalaman pribadi atau materi yang tidak tertulis di dalam slide presentasi.

Selebihnya, menurut Salsabilla kendala-kendala lain yang ia alami cukup bersifat umum dan dialami hampir seluruh mahasiswa dalam menempuh pembelajaran.

Namun tantangan yang ada, tak membuat dia malas-malasan dan enggan kuliah.

Ia mencoba menanamkan pemikiran, jika hal ini merupakan tantangan yang mau tidak mau harus dilakukan semua mahasiswa agar dapat berkomunikasi lebih baik.

Salsabila juga bercerita mengenai tugas akhirnya. Dari kondisinya, ia mengangkat tema mengenai budaya tuli di Indonesia.

Ia mengaku terinspirasi dari berbagai pengalaman pribadinya sendiri yang kemudian ia visualisasikan.

Salsabilla membuat karya buku ilustrasi landscape lengkap dengan hardcover berukuran A4. Isinya merupakan kompilasi ilustrasi yang memberikan pemahaman mendalam tentang budaya tuli sehingga bisa bersifat edukasional.

Tugas akhirnya tersebut cukup otentik karena dibuat dari perspektif seorang teman tuli.

Hal itu karena kebanyakan karya DKV lain bertemakan “tuli” dibuat berdasarkan perspektif seseorang yang dapat mendengar.

Salsabilla mengaku tidak ada kendala dari segi teknik visualisasi karya tugas akhirnya.

Hal yang cukup sulit baginya adalah mencari sumber literatur yang spesifik dengan karakter bangsa Indonesia secara kredibel.

Hal itu menyebabkan adanya kendala dalam wawancara dengan teman-teman tuli untuk penelitiannya.

“Seharusnya ada penelitian lebih detail tentang budaya tuli karakter bangsa Indonesia secara nasional, namun penelitian tersebut masih sedikit. Oleh karena itu, upaya maksimal yang bisa dilakukan adalah focused discussion dengan empat narasumber saja, dan sisanya pengutipan dari artikel atau jurnal internasional tentang budaya tuli di dunia,” ujarnya dilansir dari laman ITB. 

Salsabilla mengatakan bahwa berkuliah di DKV ITB merupakan sebuah perjalanan yang membentuk dirinya sampai di titik saat ini.

Menurutnya, ITB juga sudah semampunya memberikan akses dan fasilitas yang maksimal. Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya selama berkuliah di ITB.

“Perjalanan di DKV ITB juga membentuk aku dalam menunjang karier nantinya. Pengalaman yang berharga untuk menjadi bekal ilmu fundamental yang penting dalam ranah ilustrasi, komik, animasi, dan desain grafis. Hal yang terpenting dari DKV ITB itu adalah membentuk pola pikir yang membuka banyak pandangan baru dalam ranah DKV,” ujarnya.

Tak hanya menceritakan kuliahnya, Salsabilla juga menceritakan minatnya dalam menekuni bidang ilustrasi dan komik.

Baginya, kedua bidang tersebut telah memberikan kesempatan untuknya eksplorasi sepuasnya dalam membuat visualisasi. Selain itu, lewat komik semua ide, topik yang ia gemari bisa dituangkan ke dalamnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/07/24/163000871/kisah-salsabilla-penyandang-tuli-yang-berhasil-selesaikan-kuliah-di-itb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke