Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Imlek Identik dengan Hujan? Ini Kata Pakar UGM

KOMPAS.com - Imlek identik dengan festival lampion berwarna merah. Lampion-lampion itu digantungkan berjajar di kelenteng, tepi jalan, kawasan chinatown atau pecinan, dan lokasi kuliner.

Selain lampion, sebagian masyarakat di Indonesia mengidentikkan perayaan Imlek dengan hujan.

Pertanyaan seputar kenapa Imlek identik dengan hujan, kerap ditemui di media sosial atau dilontarkan orang-orang di sekitar kita.

Sebetulnya, peristiwa turun hujan saat Imlek bisa dijelaskan secara ilmiah.

Namun, ada pula makna filosofis dari peristiwa turun hujan saat perayaan Imlek.

Nah, apa hubungannya perayaan Imlek dengan hujan sepanjang hari di setiap tahunnya? Berikut penjelasan Dosen Jurusan Arkeologi UGM, Fahmi Prihantoro seperti melansir Instagram Ditjen Dikti, Rabu (2/2/2022).

Menurut dia, turunnya hujan pada perayaan Imlek berkaitan dengan musim di Indonesia.

Hari Imlek, kata dia, selalu berpotensi hujan.

Karena, dalam kalender Masehi, Imlek selalu jatuh pada bulan Januari atau Februari.

"Curah hujan tinggi saat Imlek merupakan kondisi khas di Indonesia yang belum tentu terjadi di China maupun negara lainnya yang juga merayakan Tahun Baru China," ucap dia.

Begitu juga dengan prakiraan cuaca tahunan dari BMKG yang selalu menyebut Januari dan Februari merupakan bagian dari musim hujan tahunan di Indonesia.

Tahun Baru Imlek menandai dimulainya hari pertama pada sistem penanggalan lunar yang dianut masyarakat China.

Hujan dan keberkahan untuk masyarakat China

Dia menyebut hujan menjadi simbol keberuntungan juga tidak terlepas dari sejarah etnis Tionghoa.

Masyarakat China yang pada zaman dahulu kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil ladang atau kebun.

Karena itu, bagi masyarakat China, turun hujan merupakan suatu keberkahan.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/02/02/133653671/kenapa-imlek-identik-dengan-hujan-ini-kata-pakar-ugm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke