Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dunia Industri Pegang Peran Penting dalam Program SMK Pusat Keunggulan

Terkait hal itu, dibuka pula kesempatan bagi industri terlibat pada Program SMK-PK Skema Pemadanan Dukungan. Program ini bertujuan mendorong SMK agar memiliki teaching factory (TeFa) yang aktif, menjadi pusat pembelajaran bagi SMK lain.

Dari program ini juga diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terserap dan diapresiasi baik dunia kerja. Kunci utama dari skema ini adalah kemitraan dengan industri dalam bentuk investasi kepada SMK terkait.

Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Saryadi dalam webinar "Kontribusi Dunia Kerja dalam Pembangunan Pendidikan Vokasi" (13/1/2022) menegaskan kerja sama antara industri vokasi menjadi kunci memastikan pemenuhan kebutuhan SDM yang berkualitas.

Saryadi menyampaikan, peran pendidikan vokasi adalah menciptakan generasi yang memiliki produktivitas dan daya saing.

“Termasuk di dalamnya upaya untuk mewujudkan relevansi yang kuat antara sekolah menengah kejuruan dengan dunia usaha dunia industri melalui Program SMK Pusat Keunggulan,” tegas Saryadi.

Untuk mewujudkan Program SMK Pusat Keunggulan, Saryadi menyampaikan berbagai aktivitas dan intervensi akan diberikan kepada SMK, mulai dari pembelajaran yang terpusat pada kebutuhan dunia kerja melalui teaching factory yang aktif.

Termasuk juga melalui pengembangan SDM yang unggul, yang mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis dunia kerja, maupun peningkatan kapasitas lembaga untuk bisa melakukan perencanaan program dan melaksanakan anggaran SMK berbasis refleksi diri,

“Kemendikbudristek telah menyeleksi SMK-SMK PK yang sudah sesuai dengan kebutuhan industri. Kepala-kepala sekolah SMK PK telah dilatih, SMK punya infrastruktur yang baik, pemadanan dukungan akan lebih nyaman,” tambahnya.

Peran dunia industri

Penyelarasan kurikulum di SMK dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri penting dan bermanfaat. Hal tersebut bisa mempermudah link and match antara industri dan satuan pendidikan vokasi.

PT Komatsu Indonesia

Contoh manfaat yang nyata ini kemudian diungkapkan oleh President Director PT Komatsu Indonesia Pratjojo Dewo Sridadi dalam Komatsu Indonesia melalui program link and match Takumi Training Center.

Tujuan perusahaan manufaktur alat berat tersebut dari program ini adalah menerapkan standard kualifikasi lulusan SMK sesuai kebutuhan industri, mempersiapkan sourcing yang memadai dan kandidat yang memenuhi syarat untuk mendukung kebutuhan produksi.

Diawali dengan menyusun standar kompetensi kerja khusus, bekerja sama denga asosiasi industri alat berat serta kementerian-kementerian, proses link and match dilanjutkan dengan menyeleksi SMK potensial menjadi sekolah asuh Komatsu.

“Setelah mendapatkan mitra, kami menyelaraskan kurikulum SMK sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya di budaya industri. Selain keahlian khusus manufaktur alat berat, hal ini perlu disisipan di kurikulum,” tutur Dewo.

Berdasarkan analisis kesenjangan kompetensi industri Komatsu dan SMK, Komatsu melihat budaya industri belum ada di dalam kurikulum SMK. Contoh budaya industri yang dimaksud adalah budi pekerti, 5K, safety, horenso, 3C, serta yoss check.

“Solusinya adalah sinkronisasi kurikulum dengan cara menambahkan budaya industri ke muatan dasar pendidikan soft skill. Solusi-solusi ini kami jadikan dasar dalam membuat Komatsu Class di masing-masing SMK,” kata Dewo.

Komatsu Indonesia merasakan manfaat dari penyelarasan kurikulum tersebut. Sebelum penyelarasan, lulusan-lulusan SMK yang mereka serap membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menyesuaikan diri di tempat kerja.

“Setelah tiga tahun kami perkenalkan, mereka lebih cepat untuk match dengan kebutuhan di tempat kami. Sebelumnya butuh enam bulan, sekarang di bawah satu bulan mereka siap bekerja,” ujar Dewo.

PT Bukit Makmur

Penyelarasan kurikulum dalam program link and match juga dirasakan oleh PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).

General Manager Sustainability BUMA Kristiyanto Widiyawan mengatakan penyelarasan kurikulum dalam program link and match yang dilakukan bermanfaat bagi BUMA dan lulusan SMK yang mengikuti program Competency-based Education and Training (CBET) dan Production-based Education and Training (PBET).

Bagi BUMA, yang memandang sekolah vokasi sebagai sumber daya yang begitu besar, pengelolaan sumber daya manusia sangat penting.

Keselarasan antara kurikulum SMK dengan kebutuhan industri membuat BUMA mampu menjalankan pilar-pilar pelaksanaan operasional yang berkelanjutan, dalam hal ini human capital.

Sedangkan bagi lulusan SMK, Kristiyanto memaparkan 73 persen terserap di BUMA dan perusahaan lain, 5 persen menjadi entrepreneur, 20 persen melanjutkan kuliah, sedangkan 2 persen lainnya tidak memberikan data.

Djarum Foundation

Penyelarasan kurikulum sebagai tahap pertama dalam link and match juga dilakukan oleh Djarum Foundation.

Mereka bekerjasama dengan SMK dan dunia usaha dunia industri yang menjadi mitranya untuk menyelaraskan kurikulum agar sesuai dengan tuntutan industri. Harapannya lulusan SMK bisa berkompetensi di dunia kerja, baik sebagai pekerja maupun pewiraswasta.

Hasil dari penyelarasan kurikulum adalah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan DUDI, materi ajar yang terkini, mencapai kompetensi guru yang diharapkan, infrastruktur sekolah yang sesuai dengan kurikulum, serta teaching factory yang ideal untuk mengasah keterampilan guru dan siswa.

Program Director Djarum Foundation Primadi H. Serad memaparkan contoh penyelarasan kurikulum yang berhasil mereka lakukan di jurusan tata busana sebuah SMK yang mereka asuh.

Sebelum diselaraskan, selama tiga tahun pengajaran di jurusan tersebut lebih fokus pada menjahit sehingga lulusannya memiliki peluang kerja yang terbatas, sebagai pekerja garmen.

Setelah diselaraskan, selain menjahit diberi tambahan materi desain dan marketing sehingga lulusan memiliki peluang kerja sebagai fashion designer.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/14/135314171/dunia-industri-pegang-peran-penting-dalam-program-smk-pusat-keunggulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke