Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Universitas dan RS Yarsi Ingatkan Pentingnya Perhatian pada Anak di Masa PTM Terbatas

KOMPAS.com - Berbagai pemangku kepentingan, dari pemerintah hingga orangtua, diingatkan untuk memberikan perhatian khusus terhadap anak yang rentan terpapar Covid-19, terlebih memasuki masa pembelajaran tatap muka terbatas.

Hal ini disebabkan karena anak merupakan kelompok yang masih rentan belum mendapatkan vaksinasi dan juga sering terlupakan dalam strategi testing dan tracing penanganan kasus Covid-19.

Pesan pengingat ini mengemuka dalam webinar nasional yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi dan Rumah Sakit Yarsi bertajuk "CT Values dan Risiko Anak" yang digelar secara daring pada Kamis, 7 Oktober 2021.

Dalam sambutan pembukaan acara, Rektor Universitas Yarsi, Prof. Fasli Jalal mengungkapkan sejak awal Yarsi telah berkomitmen membantu pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

Selain mendedikasikan ruangan rumah sakit yang mampu menampung ribuan pasien Covid-19, Fasli Jalal juga menyampaikan Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Yarsi telah menyiapkan laboratorium khusus yang nantinya mampu mendeteksi varian baru Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sambutan webinar memberikan apresiasi atas penyelenggaraan webinar yang digelar Yarsi.

"Kami sangat mengapresiasi karena kita semua yang berada di dalam lingkar pengambilan keputusan terus mengandalkan pada temuan-temuan sains," ungkap Anies.

"Karena kita meyakini di dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan pandemi ini, gunakan ilmu pengetahuan, gunakan keterbukaan, dan gunakan data," tegasnya.

Ia berharap webinar ini berorientasi pada solusi untuk bisa dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan karena kebijakan-kebijakan yang dibuat sangat mengandalkan kepada temuan yang dibahas para pakar.

"Karena itu kami sungguh berharap seminar ini menjadi kesempoatan untuk saling belajar, saling tukar pengalaman. Dan harapannya, bukan saja membahas pada aspek teoritikalnya tapi juga kepada aspek aplikasinya, pada aspek penyelesaian masalah," pungkas.

Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mendorong strategi kolaborasi dengan melibatkan kerja sama pemerintah pusat dan daerah, dan pentahelix yang meliputi pemerintah, swasta, akademisi, media, dan masyakat.

Terkait pembelajaran tatap muka, Widyastuti menjelaskan pihaknya di bawah koordinasi Kemendikbud Ristek dan Kemenkes melakukan upaya masif mencegah masuknya virus COvid-19 ke sekolah dengan cara melakukan kontak tracing secara masif bila ditemukan adanya kasus.

"Selain itu kita terus meningkatkan cakupan imunitas terutama di kelompok yang masih rendah cakupannya yakni kelompok 12-17 tahun dan lansia dengan menggerakan seluruh elemen pemerintah dan meminta dukungan masyarakat dengan meningkatkan edukasi dan semangat kolaborasi," jelas Widyastuti.

Oleh karenanya, ia memandang perlu untuk terus meningkatkan komunikasi yang baik dengan pihak sekolah dan orangtua siswa untuk mendukung program ini.

Dalam kesempatan sama, dr Elsye Souvriyanti, dokter spesialis anak RS Yarsi menekankan pentingnya perhatian kasus Covid-19 pada anak. "Proporsi kasus konfirmasi Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen," ungkap Elsye.

Lebih jauh ia menyampaikan, satu dari delapan kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak-anak dengan tingkat kematian pada usia itu juga mengalami peningkatan mencapai 3-5 persen.

"Kebanyakan kasus (Covid-19) pada anak adalah tanpa gejala atau gejala ringan, sehingga dalam proses testing dan tracing sering kali terlupakan," ungkap Elsye. 

Oleh karena itu, Elsye mengingatkan pentingnya testing dan tracing anak, khususnya memasuki pembelajaran tatap muka terbatas.

Beberapa faktor pemicu peningkatan kasus Covid-19, menurut Elsye, disebabkan banyak faktor, antara lain; tertular dari keluarga yang sudah terpapar, terpapar dari lingkungan bermain dan interaksi anak, lepas dari pengawasan orangtua, berada di lokasi kerumunan bersama keluarga, hingga kepatuhan protokol kesehatan yang belum maksimal.

"Pengalaman saya merawat pasien Covid-19 anak di RS Yarsi sebagian besar adalah tanpa gejala, gejala ringan atau sedang sehingga tracing dan testing harus ditingkatkan pada anak," harap Elsye.

"Kita semua harus waspada karena akan mulai fase pembelajaran tatap muka di sekolah. Hati-hati jika terjadi lonjakan kasus pada anak-anak," pesan Elsye menutup pemaparan.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/10/09/202219171/universitas-dan-rs-yarsi-ingatkan-pentingnya-perhatian-pada-anak-di-masa-ptm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke