Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tim Siswa Indonesia Borong Penghargaan di Olimpiade Ilmu Bumi Internasional 2021

KOMPAS.com - Tim Indonesia terdiri dari delapan siswa berhasil memborong banyak penghargaan di ajang "The 15th International Earth Science Olympiad (IESO)" yang diselenggarakan secara daring (online), 25-30 Agustus 2021.

IESO adalah ajang kompetisi siswa pra-perguruan tinggi (sekolah menengah) untuk bidang ilmu kebumian, meliputi pengetahuan geosfer (geologi dan geofisika), hidrosfer (hidrologi dan oseanografi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi) dan astronomi.

Kegiatan diadakan oleh International Geoscience Education Organization (IGEO) yang merupakan organisasi internasional beranggotakan pendidik/organisasi/institusi pendidikan ilmu kebumian seluruh dunia, baik tingkat pra-perguruan tinggi maupun perguruan tinggi.

Tahun ini ajang IESO diikuti oleh 34 negara peserta dengan 185 siswa. Tim Indonesia di ajang ini terdiri dari:

  • Eillen Theodora (SMAK Petra 2 Surabaya)
  • Sean Matthew (SMAK Petra 2 Surabaya)
  • Hilman Agung Saputra (MAN 2 Kota Malang)
  • Rani Saraswati (MAN 2 Kota Malang)
  • Andrereza Medya Endrikaputra (MAN Insan Cendekia Lampung Timur)
  • Tania Cresentia (SMAK Immanuel Pontianak)
  • Iqbal Rakha Perdana (SMA IT Nur Hidayah Sukoharjo)
  • Glady Sajidah Zahra (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta)

Mereka merupakan siswa terbaik hasil seleksi Kompetisi Sains Nasional (KSN) Bidang Ilmu Kebumian Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbud Ristek.

Borong penghargaan

Tim Indonesia dalam IESO 2021 ini berhasil meraih banyak penghargaan, baik untuk kategori perorangan maupun kelompok/tim. Penghargaan yang diraih yaitu:

  • 3 Medali Perak (predikat very good) untuk DMT atas nama Sean Matthew, Iqbal Rakha Perdana, Glady Sajidah Zahra.
  • 4 Medali Perunggu (predikat good) untuk DMT atas nama Eillen Theodora, Andrereza Medya Endrikaputra, Hilman Agung Saputra, dan Tania Cresentia.
  • Predikat good NTFI untuk Rani Saraswati, Andrereza Medya Endrikaputra, Hilman Agung Saputra, Eillen Theodora dan Tania Cresenti.
  • Predikat good ESP untuk Rani Saraswati dan Sean Matthew.
  • Peringkat 7 Mission to Mars untuk Andrereza Medya Endrikaputra.
  • Peringkat 1 Mentor Choice in Earth System Art untuk Iqbal Rakha Perdana.
  • Peringkat 3 Student Choice in Earth System Art untuk Iqbal Rakha Perdana dan Hilman Agung Saputra.
  • Peringkat 2 Student Choice in Art for Art’s Sake untuk Hilman Agung Saputra.

Para siswa tersebut menjalani pelatihan dan seleksi melalui 3 tahap pembinaan secara daring selama total 2 bulan di akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021.

Berbeda dengan olimpiade-olimpiade sains lainnya, IESO memiliki banyak kegiatan lomba. Kompetisi pertama adalah Data Mining Test (DMT).

Tes ini merupakan uji kemampuan siswa pada kompetisi ini berupa tes tertulis (written test) dan tes praktik di lapangan (practical test) yang dilakukan secara virtual.

Tes lebih ditekankan pada penalaran siswa dalam mempraktikkan pemahaman teoritis dalam ilmu kebumian untuk kasus tertentu. Kasus yang diangkat pada tes ini adalah mengenai aktivitas vulkanik Gunung Etna di Italia dan deposit bauksit di Provence, Perancis.

Lomba kedua adalah ESP (Earth System Project). Di sini siswa dibagi menjadi kelompok internasional. Setiap kelompok harus membuat suatu diskusi mengenai topik tertentu yang diberikan.

Hasil riset tersebut diwujudkan dalam sebuah poster yang kemudian dipamerkan dan dinilai oleh para juri. Topik-topik tersebut adalah isu-isu yang aktual saat ini. Salah satu topik menarik yang diberikan adalah Hubungan antara Pandemi Covid 19 dengan Sistem Bumi.

Selain itu terdapat juga sesi lomba yang disebut NTFI (National Team Field Investigation). Dalam lomba ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok nasional harus melaksanakan tugas berupa investigasi lapangan dan hasilnya nanti dipresentasikan pada dewan juri.

Dalam kompetisi NTFI, panitia IESO mengizinkan negara peserta mengikutsertakan siswa non timnas untuk berkolaborasi bersama siswa timnas dalam melakukan investigasi lapangan dan menyiapkan bahan laporan dan presentasi.

Tim Indonesia terbagi dalam 3 kelompok dengan topik yang diangkat adalah Hubungan Fasa Bulan dengan Pasang Surut di Pantai Utara Jawa Timur, Bencana Meteo-Tsunami 2018 di Selat Sunda dan Zonasi Daerah Bahaya di Selatan Gunung Merapi.

Kerjasama dan kreativitas presentasi menjadi penilaian utama untuk menentukan kelompok yang mendapatkan penghargaan tambahan.

Terdapat satu mata lomba yang cukup menarik yaitu Mission to Mars. Lomba ini mirip dengan melakukan suatu game untuk melakukan ekspedisi di Planet Mars dengan memecahkan masalah-masalah yang diberikan.

Dengan menggunakan aplikasi khusus, siswa diajak melakukan eksplorasi di Mars dan melihat fitur-fitur keplanetan di sana.

Selain melaksanakan kompetisi sains, para peserta juga melakukan kompetisi yang berbasis seni yang disebut Earth System Art & Pledge. Siswa diminta membuat karya seni dan pernyataan mengenai isu-isu kebumian/lingkungan yang terjadi di bumi.

Karya ini dapat berupa gambar, puisi, video, meme, dan laiinya. Dengan kegiatan ini, siswa dapat mengekspresikan kepeduliannya pada bumi dengan cara mengungkapkannya dalam seni dan tulisan.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/09/01/102403471/tim-siswa-indonesia-borong-penghargaan-di-olimpiade-ilmu-bumi-internasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke