Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri LHK: Idealnya Seorang Tanam 25 Pohon, Bisa Dimulai Sejak SD

KOMPAS.com - Bumi yang kita cintai ini tentu harus terus dirawat dengan baik. Salah satunya menjaga kelestarian lingkungannya.

Sebab, kelestarian alam merupakan salah satu warisan yang akan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Oleh karena itu kepedulian terhadap lingkungan harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini.

Apapun perilaku menjaga lingkungan dapat berdampak baik terhadap keberlangsungan bumi. Maka semua bisa dimulai sejak dini.

Dalam webinar Edukasi Lingkungan bertema 'Berbagi Cerita: Menjaga Bumi, Melestarikan Alam' yang dilaksanakan pada Selasa, 29 Juni 2021, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menjadi pembicara.

Menurutnya, perilaku yang paling mudah untuk menjaga lingkungan adalah tidak membuang sampah sembarangan. Karena sampah menjadikan beban pada lingkungan atau alam.

Dia menegaskan akan pentingnya mengurangi timbunan sampah. Sudah saatnya masyarakat memisahkan barang-barang yang tidak dipakai yang masih bisa diolah atau dipakai lagi.

Penggunaan plastik sekali pakai juga harus dihindari agar tidak menambah sampah plastik, sehingga lingkungan sekitar tidak kotor atau banyak sampah.

"Jangan sampai sampah mengotori sumber-sumber air seperti sungai, laut, danau dan mata air, agar airnya tetap bersih dan bermanfaat. Dan jangan lupa, kita juga harus menerapkan budaya hemat air, memakai air seperlunya," terangnya seperti dikutip dari laman Direktorat SD Kemendikbud Ristek.

Selain itu, Siti Nurbaya juga mengatakan bahwa kebiasaan baik menjaga lingkungan ialah dengan menanam pohon.

Tentu dengan menanam pohon dapat menjaga air tetap tersedia, mengurangi banjir di musim hujan, mendapatkan udara untuk persediaan di musim kemarau, dan mencegah bencana longsor.

Menurutnya, orang harus menanam sebanyak-banyaknya pohon seumur hidup. Paling tidak 25 batang pohon setiap orang seumur hidupnya, yakni ditanam:

  • 5 pohon saat di SD
  • 5 saat SMP
  • 5 saat SMA
  • 5 saat kuliah
  • 5 lagi saat menikah

"Jangan lupa pohonnya dirawat dan dipelihara juga," pesannya.

Ia juga mengajak agar anak-anak Indonesia tetap bersemangat dan terus belajar untuk mencintai flora dan fauna. Banyak jenis tanaman dan satwa yang unik terancam punah karena krisis alam.

Siti menyampaikan apresiasi kepada para guru, komunitas pendidikan dan pendongeng atas semua sumbangsih bagi pendidikan di Indonesia, secara khusus bagi pendidikan lingkungan.

"Saya berharap kita dapat saling bertukar informasi dan pengalaman untuk memajukan dunia pendidikan, menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan," harapnya.

Sementara, Dra. Sri Wahyuningsih. M.Pd., Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbud Ristek menyampaikan, masyarakat harus sama-sama belajar bagaimana menjaga lingkungan hidup serta memahami pentingnya kelestarian alam.

Terlebih anak-anak dari sejak dini harus diperkenalkan dengan kegiatan menanam atau berkebun. Maka tugas orang tua juga harus mengajarkan pada anaknya.

"Sekecil apapun lahan yang ada harus bermanfaat, misalnya menanam cabai, jahe, kunyit dan lainnya. Minimal untuk kebutuhan dapur. Tanami juga lingkungan sekitar kita dengan penghijauan," uangkap Sri Wahyuningsih.

"Ayo kita biasakan menanam pohon, jangan buang sampah sembarangan, itu semua untuk menjaga kelestarian alam, untuk menjaga keseimbangan lingkungan," katanya.

"Semua juga untuk kehidupan lebih baik, untuk masyarakat Indonesia dan dunia agar kita semua sehat dan kuat menjalankan kehidupan sehari-hari," jelasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/07/04/153752771/menteri-lhk-idealnya-seorang-tanam-25-pohon-bisa-dimulai-sejak-sd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke