Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Cerita Mahasiswa Indonesia di Jerman Tak Pernah Pulang Saat Lebaran

KOMPAS.com - Lebaran tahun lalu (2020), masyarakat tak bisa mudik. Bahkan tahun ini juga belum diperbolehkan untuk mudik Lebaran 2021.

Ini karena pandemi Covid-19 yang membuat sebagian besar negara memberlakukan pembatasan aktivitas manusia, termasuk dalam hal berkumpul.

Di tahun ini, meski dunia masih dalam cengkeraman Covid-19, namun dengan semakin banyak orang yang telah divaksinasi, timbul wajah baru Ramadhan 2021 yang diharapkan jauh lebih merona dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun nyatanya, suasana lebaran yang diharapkan jauh lebih baik tersebut tak berlaku di Jerman sebagai negara yang terkenal sebagai tanah inovasi.

Lebaran tak pernah pulang

Seperti diungkapkan Narendra Ning Ampeldenta, salah satu mahasiswa S1 Jurusan Interdisciplinary Engineering di Universitas Hochschule RheinMain Jerman.

Ia mengaku sudah terbiasa tidak pulang dan menjalani lebaran di Jerman. Bahkan tahun ini adalah tahun kelimanya merayakan lebaran di Jerman sejak bermukim tahun 2016 silam.

Setiap tahun lebaran di Jerman punya kesan tersendiri bagi Narendra atau yang biasa dipanggil Rake, tak terkecuali dua tahun belakangan ini.

"Kalau di tahun-tahun sebelum pandemi, suasana lebaran ala Indonesia sangat kental bikin saya sampai lupa kalau saya masih di Frankfurt," ujarnya, Selasa (18/5/2021).

"Sebab rasanya Franfurt kayak Indonesia karena shalat Idul Fitri digelar dan selepasnya masyarakat Indonesia berbondong-bondong berkumpul, foto-foto dan makan bersama di wisma Konsulat Jendral di Frankfrut," imbuhnya.

Rake, yang juga menjabat sebagai Direktur Komunikasi dan Informasi Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (Dirkominfo PPID) juga menceritakan pengalaman lain ketika Ramadhan di luar negeri di Jerman.

Jadi cleaning service di hotel

Seusai merayakan lebaran bersama masyarakat Indonesia, Rake pernah kerja paruh waktu menjadi cleaning service di hotel.

Ia bekerja mulai dari membersihkan sprei kamar hotel hingga membersihkan toilet pernah ia lakoni.

Semua itu ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk lebih mandiri di Jerman dan mengurangi ketergantungan terhadap kiriman orang tua.

Berbeda halnya Lebaran 2021 ini, Rake menuturkan, di tahun ini lebaran di Jerman berjalan seperti biasanya khususnya di kota Frankfurt tidak ada bedanya, atau sama tahun lalu.

"Tahun ini, karena pandemi jadi agak susah bahkan tidak ada halal bi halal, shalat Idul Fitri pun dilakukan di dekat rumah bersama warga Turki dan hari raya diisi dengan kegiatan praktikum di kampus yang tak bisa ditinggal," tutur Rake.

Ia mengaku suasana lebaran tahun ini membuatnya merindukan lebaran di Indonesia.

Menurutnya, yang dikangenin dari lebaran di Indonesia adalah:

  • lebih ke suasananya
  • momen siap-siap mandi
  • makan opor dan rendang kumpul keluarga
  • ziarah kubur

"Namun sekarang semuanya lebih ke video-call, beda juga rasanya," ungkap Rake.

Meski demikian, Rake mengaku kerinduannya akan lebaran di Indonesia sedikit terobati.

"Kerinduan ini minimal sedikit terobati meski raga ini tak berada di Indonesia, tapi adik saya mencantumkan foto saya ke foto keluarga," tutur Rake.

Rake berharap agar pandemi ini cepat berakhir dan program vaksinasi berjalan lancar, sehingga ia bisa mengobati rindunya terhadap suasana lebaran di Indonesia.

Penulis: Febi Eka Putri (Kominfo PPI Dunia)

https://www.kompas.com/edu/read/2021/05/18/091419371/ini-cerita-mahasiswa-indonesia-di-jerman-tak-pernah-pulang-saat-lebaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke