Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yuk Simak Mitos dan Fakta Seputar Susu UHT Menurut Guru Besar IPB

KOMPAS.com - Untuk menunjang tumbuh kembang anak, orangtua biasa memberikan susu kepada anaknya. Baik susu formula atau susu Ultra High Temperature (UHT).

Susu UHT termasuk minuman favorit anak-anak. Selain rasanya yang enak, harga terjangkau, kemasannya juga praktis untuk dikonsumsi.

Tapi banyak mitos seputar susu UHT yang beredar di masyarakat dan belum teruji kebenarannya. 

Kali ini Kompas.com akan merangkum mitos dan faktor seputar susu UHT. Yuk simak ulasan berikut ini.

1. Susu UHT mengandung pengawet

Susu UHT melalui proses pemanasan pada suhu tinggi dalam waktu singkat. Proses ini telah terbukti dapat membunuh kuman dan bakteri di dalam susu.

Sehingga membuat susu UHT lebih awet dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama tanpa diberi zat pengawet tambahan.

Tapi jika kemasan sudah dibuka, maka susu harus cepat dihabiskan.

2. Susu UHT tidak bergizi

Mitos ini muncul karena proses pemanasan yang dilewati proses susu UHT. Proses ini dianggap menyebabkan gizi yang terdapat susu menjadi rusak.

Namun faktanya, proses pemanasan pada susu UHT tidak menghilangkan kandungan nutrisinya.

Bahkan produsen susu UHT seringkali melakukan fortifikasi atau menambah nutrisi pada susunya. Sehingga nutrisi pada susu UHT justru semakin tinggi.

3. Ibu hamil dan balita tidak boleh minum susu UHT

Anggapan ini juga hanya mitos belaka. Susu UHT ini memiliki kandungan nutrisi yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak di atas satu tahun.

Menurut Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Ternak Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Irma Isnafia Arief meski susu UHT melalui pemasanan susu tinggi. Tapi Ultra High Temperature ada waktunya yang short time.

"Sehingga pada teknologi yang sekarang kandungan nutrisinya tidak hilang sampai 100 persen. Bahkan kehilangan nutrisi sangat sedikit kecil. Teknoloi saat ini semakin berkembang di bidang teknologi pangan," beber Irma seperti dikutip dari kanal Youtube IPB, Rabu (5/5/2021).

Irma menegaskan, sehingga tidak benar bahwa ibu hamil dan balita tidak boleh minum susu UHT.

"Bahkan anak usia 1  tahun ke atas, kalau saya menyarankan saat bepergian atau dalam perjalanan bisa minum susu UHT karena simpel. Susu UHT kemasan kecil sekali minum sudah habis," imbuhnya.

4. Susu UHT menyebabkan diare

Anggapan ini bisa benar atau salah. Hal ini tergantung kondisi individu yang mengonsumsi susu UHT.

Mengonsumsi susu bisa menyebabkan diare, kram perut hingga kembung pada individu yang memiliki kondisi intoleransi laktosa.

Yaitu, gangguan pencernaan dimana tubuh seseorang tidak bisa mencerna laktosa. Laktosa merupakan zat gula yang biasa digunakan dalam produk susu.

Irma mengungkapkan, laktosa harus dicerna enzim laktase. Namun tidak semua orang memiliki enzim ini dalam tubuhnya.

Sehingga sebagian orang mengalami lactose intolerance atau tidak toleransi terhadap laktosa. Itulah yang menyebabkan diare.

"Biasanya orang tersebut harus diberikan treatment dulu dengan mengonsumsi susu fermentasi. Karena susu fermentasi sudah dipecah laktosanya," terang Irma.

Itulah penjelasan mitos dan fakta susu UHT menurut Guru Besar IPB.

Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir lagi saat minum susu UHT.

Akan lebih baik jika mengonsumsi susu UHT juga diimbangi dengan makanan bergizi lainnya baik sayur maupun buah-buahan dan berolahraga. 

https://www.kompas.com/edu/read/2021/05/05/135213071/yuk-simak-mitos-dan-fakta-seputar-susu-uht-menurut-guru-besar-ipb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke