Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

GeNose UGM Siap Dioperasikan di Enam Rumah Sakit

KOMPAS.com - Alat pendeteksi Covid-19 karya anak bangsa, GeNose kini siap dioperasikan di beberapa rumah sakit.

Sempat sebelumnya, alat pendeteksi yang mendapat izin edar pada 24 Desember 2020 lalu, sudah beroperasi di empat stasiun di Indonesia.

Dilansir dari laman Kereta Api Indonesia (KAI), empat stasiun ini antara lain Stasiun Tugu Yogyakarta, dan Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Kemudian, Stasiun Gambir dan Solo Balapan.

“GeNose kini bisa ditemui di RS Bhayangkara Yogyakarta dan RSUP dr. Sardjito untuk yang sudah operasional," kata Perwakilan Tim Pengembang GeNose UGM Dian Kesumapramudya Nurputra dilansir dari laman ugm.ac.id.

Tak hanya dua rumah sakit tersebut, Dian mengatakan ke depan ada empat rumah sakit yang siap mengoperasionalkan GeNose antara lain:

1. RSA UGM.

2. RS DKT Dr. Soetarto.

3. RSPAU dr. S. Hardjolukito.

4. RS Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Bantul.

Sementara, mengenai tarif yang dikenakan kepada pasien yang datang ke RS dan siap menjajal GeNose, Dian menyebut tergantung dari masing-masing lokasi yang menentukannya.

Ia mengatakan pihaknya tidak menetapkan tarif khusus ketika bekerja sama dengan instansi untuk pemasangan GeNose.

“Dari KAI kemarin untuk sekali tes biayanya Rp 20.000. Sementara yang lain kurang tahu, tetapi kisarannya paling Rp 20.000 hingga Rp 50.000 saja,” terangnya.

Dian menerangkan untuk rencana ke depan pihaknya berupaya agar GeNose ini bisa digunakan di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.

Terutama, semua faskes atau lokasi yang bergerak di alur penanganan Covid-19. “Untuk memasukan GeNose di alur penanganan covid memang tidak mudah dan membutuhkan penelitian lebih lanjut serta validasi eksternal. Kini kami masih berjuang untuk hal itu,” paparnya.

Oleh karena itu, Dian berharap dukungan dari instansi berwenang serta masyarakat agar proses tersebut berjalan lancar.

“Tes menggunakan GeNose itu sifatnya murah, tidak invasif, dan mudah. Maka dari itu, GeNose sangat diperlukan untuk melakukan skrining Covid-19. Dengan hal itu kita bisa mendeteksi kasus positif dengan cepat sehingga bisa melakukan penanganan, seperti isolasi lebih awal,” jelas dia.

Ia mengungkapkan cara kerja alat tersebut dengan mengidentifikasi virus corona melalui deteksi Volatile Organic Compound (VOC).

"VOC terbentuk lantaran adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas," ujar Dian.

Masyarakat yang akan diperiksa menggunakan GeNose, terlebih dahulu diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.

Sensor-sensor dalam tabung itu lalu bekerja mendeteksi VOC. Kemudian, data yang diperoleh akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan hingga memunculkan hasil.

Dalam waktu kurang dari 2 menit, GeNose bisa mendeteksi apakah seseorang positif atau negatif Covid-19.

Harga GeNose tidak lebih dari Rp 60 Juta

Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hargo Utomo menjelaskan Harga Eceran Tertinggi (HET) GeNose sebesar Rp 62 juta per unit (sebelum dikenakan pajak).

“Harganya sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan menjual di atas harga tersebut,” tegas Hargo.

Meski sempat beredar banyak toko online yang menjual GeNose mencapai Rp 90 juta, ia mengatakan agar masyarakat berhati-hati dan waspada dengan tawaran untuk membeli GeNose selain melalui distributor resmi yang ditunjuk. Saat ini, GeNose juga belum ditawarkan melalui situs belanja online.

Hargo menambahkan pemasaran GeNose C19 saat ini diprioritaskan untuk penanggulangan Covid-19 pada layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan perusahaan/industri.

“Dalam tahap ini belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan,” pungkasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/02/10/160843871/genose-ugm-siap-dioperasikan-di-enam-rumah-sakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke