KOMPAS.com - Berbagai misinformasi dan disinformasi beredar di media sosial saat pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, pada Rabu (14/2/2024).
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan beberapa konten dengan koteks keliru, seperti foto Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan amplop berisi uang dengan logo partai.
Ada pula konten manipulatif soal calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, berselawat saat kampanye dan hasil survei Pilpres 2024.
Berikut rangkuman penelusuran fakta dari informasi keliru yang beredar saat pencoblosan.
Foto Menkeu Sri Mulyani mengangkat jari telunjuk seusai menggunakan hak pilih beredar di hari pencoblosan Pemilu 2024.
Gestur tersebut diklaim sebagai bentuk dukungan terhadap pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Padahal, foto Sri Mulyani itu diambil saat pemilu pada 17 April 2019.
Pada Pemilu 2024, Sri Mulyani berpose lima jari setelah mencoblos agar tidak dikira mendukung pasangan calon tertentu.
Fakta selengkapnya baca di sini.
Beredar foto amplop berisi uang dengan logo Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Pada amplop itu juga terdapat foto Ketua DPD PDI-P Jawa Timur, Said Abdullah.
Amplop itu dinarasikan sebagai sogokan untuk memilih pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 3 yang diusung PDI-P.
Faktanya, Said Abdullah membagi 175.000 paket sembako bersama pengurus cabang PDI-P se-Madura, di salah satu masjid di Sumenep, Jawa Timur, pada 24-27 Maret 2023.
Ia mengeklaim, sebagian paket sembako dibagikan dalam bentuk uang tunai dan diniatkan sebagai zakat. Said membantah bahwa hal itu merupakan politik uang.
Klarifikasinya dapat dilihat di sini.
Beredar video calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengajak masyarakat untuk memilih Ganjar Pranowo sebagai presiden pada Pemilu 2024.
Video disebarkan pada Rabu (14/2/2024) seolah-olah ajakan dibuat saat hari pencoblosan.
Padahal, video dibuat pada Agustus 2023, sebelum masa kampanye yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada 28 November 2023.
Saat itu Gibran belum memperlihatkan indikasi akan maju pada Pilpres 2024. Kemudian ia mencalonkan diri sebagai wakil presiden dan berada di kubu yang berseberangan dengan Ganjar dan PDI Perjuangan.
Adapun Bawaslu menilai video tersebut melanggar aturan pemilu karena berkampanye sebelum jadwal yang ditetapkan KPU.
Penelusuran selengkapnya dapat dibaca di sini.
Nama Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Didin S Damanhuri dicatut dalam sebuah survei elektabilitas capres-cawapres pada Pemilu 2024 di 34 provinsi.
Hasil survei menunjukkan, pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar unggul.
Didin membantah klaim tersebut. Ia menyatakan tidak pernah membuat survei Pilpres 2024.
Simak penelusuran selengkapnya dalam artikel ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.