Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah konten mengeklaim, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menggantikan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto pada Pemilu 2024.
Menurut konten tersebut, pembatalan Gibran sebagai cawapres karena Presiden Joko Widodo tidak ingin berseteru dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten tersebut tidak benar atau hoaks.
Sebagai konteks, Gibran merupakan putra sulung Jokowi diusung menjadi cawapres Prabowo oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Hal itu menimbulkan kontroversi karena Jokowi dan Gibran merupakan kader PDI-P, sedangkan partai tersebut mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Konten yang mengeklaim Ahok menggantikan Gibran sebagai cawapres Prabowo dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip) pada Minggu (19/11/2023).
Berikut narasi yang dibagikan:
G3GER PAGI INI -- JOKOWI GANTIKAN GIBRAN DENGAN AHOK, TAK MAU KONTR0VERSI DGN PDIP.
Narasi itu disertai video berdurasi 10 menit 17 detik yang telah ditonton lebih dari 200 kali. Gambar thumbnail video menunjukkan Jokowi berjabat tangan dengan Ahok.
"Cawe-cawe Presiden Jokowi dalam mengkhianati bangsa Indonesia," kata narator di awal video.
Setelah ditelusuri, foto serupa dengan thumbnail video ditemukan di pemberitaan Tempo.co, 8 November 2018, berjudul "Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional kepada Enam Tokoh".
Dalam foto itu, Jokowi berjabat tangan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Berikut deskripsi foto tersebut:
Presiden Jokowi berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat pemberian gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 8 November 2018. Salah satu di antaranya adalah kakek dari Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan.
Foto tersebut dimanipulasi dengan menempelkan gambar wajah Ahok ke wajah Anies.
Sementara itu, narator video membacakan artikel opini yang dimuat Seword.com, 16 November 2023, "Cawe-Cawe Presiden Jokowi Dalam Mengkhianati Bangsa Indonesia".