Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Tidak Pernah Keluarkan Daftar Produk yang Dianggap Pro-Israel

Kompas.com - 16/11/2023, 12:21 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Daftar produk perusahaan yang dianggap pro-Israel beredar di media sosial. Unggahan itu muncul setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.

Dalam fatwanya, MUI mengimbau untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafiliasi Israel, mendukung penjajahan dan zionisme.

Terkait daftar produk yang dianggap pro-Israel, Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menjelaskan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan daftar tersebut.

Baca juga: Fatwa MUI: Dukung Kemerdekaan Palestina Wajib, Dukung Agresi Israel Haram

“MUI tidak pernah mengeluarkan daftar produk dari perusahaan-perusahaan yang mendukung dan/atau terafiliasi mendukung Israel,” ujar Anwar kepada Kompas.com, Rabu (15/11/2023).

Anwar menjelaskan, MUI tidak mengharamkan produk yang dianggap pro-Israel, namun merekomendasikan umat Islam untuk menghindari transaksi dan penggunaan produk pendukung Israel.

MUI juga mengharamkan dukungan terhadap tindakan Israel yang sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan. Mengingat, saat ini sudah lebih dari 11.000 rakyat Palestina tewas dan sekitar 5.000 di antaranya adalah anak-anak.

“Perlu diketahui bahwa yang diharamkan oleh MUI dalam fatwanya bukanlah produknya, apalagi produk itu sudah mendapatkan sertifikat halal,” katanya.

Anwar menjelaskan, inti dari Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 adalah dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan mencegah supaya agresi serta pembunuhan bisa berhenti.

Konflik Israel-Palestina kembali memanas sejak 7 Oktober 2023 dan terus menelan korban jiwa.

Konflik pecah setelah Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, menembakkan ribuan roket dan menginfiltrasi wilayah Israel.

Baca juga: [HOAKS] Palestina Buat Manipulasi Video Korban Serangan Israel

Serangan Hamas memicu balasan Israel ke wilayah Palestina, terutama Gaza. Hampir separuh korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza adalah anak-anak.

Data yang dihimpun Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) per Rabu (8/11/2023) menunjukkan, lebih dari 10.569 orang telah terbunuh di Jalur Gaza sejak konflik dimulai.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 67 persen dari jumlah korban tersebut diyakini adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, lebih dari 26.475 orang terluka dan sekitar 2.450 orang lainnya, termasuk 1.350 anak-anak, dilaporkan hilang sejak konflik pecah pada 7 Oktober.

Adapun Pemerintah Israel mencatat 1.400 warga Israel dan warga negara asing telah terbunuh sepanjang konflik, sebagian besar akibat serangan Hamas pada 7 Oktober.

Sejak eskalasi konflik Hamas dan Israel di wilayah Gaza berubah menjadi tragedi kemanusiaan, seruan boikot di dalam negeri terhadap produk atau merek yang terafiliasi dengan Israel kian mengemuka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com