Sementara itu, teman lainnya menghubungi The New York Times (NYT) secara anonim, dan mengatakan bahwa dia mengetahui siapa yang membuat program tersebut.
Teman Morris menambahkan bahwa program tersebut dimaksudkan sebagai eksperimen yang tidak berbahaya dan penyebarannya adalah akibat dari kesalahan pemrograman.
Dalam percakapan selanjutnya dengan reporter NYT, teman tersebut secara tidak sengaja menyebut pembuat worm berinisial RTM.
Dari informasi itu, NYT segera mengonfirmasi dan melaporkan kepada publik bahwa pelaku penyebaran worm adalah mahasiswa pascasarjana Universitas Cornell berusia 23 tahun bernama Robert Tappan Morris.
Morris adalah ilmuwan komputer berbakat yang lulus dari Harvard pada Juni 1988. Dia mendalami komputer berkat ayahnya, yang merupakan inovator awal di Bell Labs.
Di Harvard, Morris dikenal karena kehebatan teknologinya, khususnya di sistem Unix. Selain itu, dia juga dikenal sebagai orang yang iseng dan suka bercanda.
Setelah diterima di Cornell pada Agustus 1988, dia mulai mengembangkan worm yang dapat menyebar secara perlahan dan diam-diam di internet.
Untuk menutupi jejaknya, dia melepaskan worm tersebut dengan meretas komputer MIT dari terminal Cornell miliknya di Ithaca, New York.
Setelah insiden itu diketahui publik, FBI meluncurkan penyelidikan, dan dengan cepat mengonfirmasi bahwa Morris berada di balik serangan itu.
Dia dituduh melanggar Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer, yang melarang akses tidak sah ke komputer yang dilindungi.
Kemudian, jaksa mendakwa Morris pada 1989, dan tahun berikutnya, juri memutuskan dia bersalah.
Morris terhindar dari hukuman penjara tetapi diharuskan membayar denda, masa percobaan, dan perintah untuk menyelesaikan 400 jam pelayanan masyarakat.
Serangan worm Morris berdampak besar pada AS yang mulai menyadari betapa penting dan rentannya komputer. Keamanan siber menjadi hal yang mulai ditanggapi dengan lebih serius.
Hanya beberapa hari setelah serangan tersebut, tim tanggap darurat komputer pertama di AS dibentuk di Pittsburgh atas arahan Departemen Pertahanan. Pengembang software juga mulai menciptakan perangkat lunak pendeteksi intrusi komputer.
Pada saat yang sama, worm buatan Morris juga menginspirasi generasi peretas baru dan gelombang serangan berbasis internet yang terus mengganggu sistem digital hingga hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.