CEK FAKTA: Vaksin Covid-19 Tidak Menular lewat Hubungan Seksual

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah konten yang mengeklaim vaksin Covid-19 dapat menular melalui hubungan seksual beredar di media sosial.

Konten tersebut dibagikan oleh akun X (Twitter) ini pada 27 September 2023, dan telah ditonton lebih dari 5,2 juta kali. Berikut narasi yang dibagikan:

Don't have sex with a vaccinated person. Final Warning (Jangan berhubungan seksual dengan orang yang sudah divaksin. Peringatan Terakhir).

Narasi itu disertai video berdurasi 3 menit 13 detik. Video itu menunjukkan gambar mikroskopis darah yang diklaim diambil dari seseorang yang tidak divaksin Covid-19, tetapi berhubungan seks dengan orang yang sudah divaksin.

"Kami akhirnya membuktikan bahwa vaksin dapat menular melalui hubungan seks," kata narator video.

Konten serupa dibagikan di Facebook oleh akun ini pada 27 September 2023, dan telah ditonton lebih dari 34.000 kali.

Screenshot Hoaks, vaksin Covid-19 menular lewat hubungan seks

Vaksin tidak menular

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi membantah klaim vaksin Covid-19 dapat menular lewat hubungan seksual.

"Enggak benar, itu hoaks. Vaksin itu bekerja meningkatkan kekebalan dan melatih imunitas kita," kata Nadia kepada Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).

Dilansir USA Today, konten tersebut dibantah David Gorski, seorang profesor bedah dan onkologi di Wayne State University, Detroit, Michigan, Amerika Serikat.

Ia mengatakan, narasi dalam video tentang darah orang yang tidak divaksin Covid-19 "tertular" oleh orang yang sudah divaksin adalah hal yang tidak masuk akal.

“Analisis darah adalah bentuk kebohongan lama yang, pada dasarnya, hanya mengambil darah seseorang, memasukkannya ke dalam slide dan melihatnya, dan orang-orang dapat mengatakan apa saja dari darah tersebut,” kata Gorski.

Klaim vaksin Covid-19 dapat menular melalui hubungan seksual juga dibantah oleh Direktur Vaccine Education Center, Paul Offit.

"Anda tidak bisa tertular vaksin, itu hanya protein," kata Offit.