Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Sejauh ini belum terdapat statistik resmi nasional soal peningkatan autisme di Vietnam.
Metode diagnosis yang dinamis dan berubah, sehingga pemantauannya sulit dilakukan terutama membandingkan jumlahnya dari tahun ke tahun.
Penelitian yang dilakukan Kesehatan Masyarakat Universitas Hanoi pada 2021 yang pertama mendata prevalensi autisme di Vietnam.
Hasilnya, sebanyak 1 dari 132 anak di Vietnam memiliki kondisi ASD.
Penelitian tersebut menyimpulkan, ASD di antara anak-anak berusia 18 dan 30 bulan di Vietnam cenderung meningkat. Hal serupa juga terjadi di negara-negara berpenghasilan menengah lainnya.
Kendati demikian, klaim bahwa peningkatannya mencapai 300 persen salah kaprah.
Profesor di Universitas Nasional Vietnam, Cong Tran mengatakan, angka yang meningkat juga dipengaruhi faktor kesadaran ASD, sehingga lebih banyak anak yang didiagnosis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Tran juga memiliki pasien dewasa usia 30-40 tahun. Membantah klaim di video yang mengatakan autisme tidak ada sebelum tahun 2000.
"Ini berarti Vietnam pasti memiliki pasien autisme sebelum tahun 2000," kata Tran.
Soal penelitian autisme, sejauh ini yang paling memungkinkan diduga sebagai penyebab yakni faktor genetik.
Namun sejumlah penelitian telah mematahkan klaim bahwa vaksin dapat mengakibatkan autisme.
Pada 2002, New England Journal of Medicine menerbitkan penelitian soal kaitan autisme dengan vaksinasi MMR.
Penelitian menghimpun data anak yang lahir di Denmark mulai Januari 1911 sampai Desember 1998, sebanyak 537.303 anak.
Sebanyak 82 persen anak telah mendapat vaksin MMR, tetapi risiko autisme yang mereka sama dengan mereka yang tidak divaksin.
Kemudian, pada 2009 para peneliti dari Children's Hospital of Philadelphia meninjau penelitian yang menghubungkan vaksin dengan autisme, termasuk makalah Wakefield.