Fisikawan Edward Teller telah lama menganjurkan program kilat untuk merancang senjata semacam itu, lalu mengatakan dalam sidang tahun 1954 bahwa dia tidak memercayai penilaian Robert.
"Saya secara pribadi akan merasa lebih aman, jika urusan publik berada di tangan orang lain," ujarnya dalam sidang.
Meski tidak ada bukti yang terungkap yang mendukung tuduhan mata-mata, tetapi dewan menilai bahwa pandangan awal Robert tentang bom hidrogen berdampak buruk pada perekrutan ilmuwan dan kemajuan upaya ilmiah.
Tahun berikutnya, sidang keamanan menyatakan dia tidak bersalah atas pengkhianatan tetapi memutuskan bahwa Robert tidak boleh memiliki akses ke rahasia militer. Akibatnya, ia dipecat sebagai Penasihat Komisi Energi Atom AS.
Federasi Ilmuwan Amerika angkat suara dan membela Robert dengan memprotes persidangan tersebut. Namun keputusan tidak berubah.
Robert sempat mendapat penghargaan Enrico Fermi dari Komisi Energi Atom, di bawah pemerintahan Presiden Lyndon B Johnson pada 1963.
Robert pensiun dari Institute for Advanced Study pada 1966 dan meninggal karena kanker tenggorokan setahun berikutnya.
Baca juga: 4 Penemu yang Menyesali Temuannya, dari AK-47 sampai Bom Atom
Pada 2014, 60 tahun setelah persidangan yang secara efektif mengakhiri karier Oppenheimer, Departemen Energi AS merilis transkrip lengkap sidang yang tidak diklasifikasikan.
Pada 2022, Departemen Energi secara resmi membatalkan pencabutan izin keamanan Oppenheimer.
Sekretaris Energi Jennifer Granholm mengeklaim, bias dan ketidakadilan dari proses yang cacat telah menyebabkan pengasingan Robert dari pengembangan nuklir.
Transkrip lengkap sidang menunjukkan, penentangan Robert terhadap proyek bom hidrogen didasarkan pada alasan teknis dan militer, bukan pro-Soviet.
Bahaya bom nuklir mungkin telah berlalu, tetapi ancaman perang dan terorisme masih ada.
Sebagai "Bapak Bom Atom", Robert menyadari bahaya besar di balik senjata yang ia buat. Ia berusaha memperingatkan dampak buruknya, tetapi gagal mencegah penjatuhan bom.
Dalam sebuah sidang senat tertutup pada 1946, Robert diberi pertanyaan pengandaian:
"Apakah tiga atau empat orang tidak dapat menyelundupkan unit bom (atom) ke New York dan meledakkan seluruh kota?"
"Tentu saja itu bisa dilakukan, dan orang bisa menghancurkan New York," jawabnya tegas.
"Alat apa yang akan Anda gunakan untuk mendeteksi bom atom yang tersembunyi di suatu tempat di kota?" pertanyaan lanjutan dari seorang senator yang terkejut.
"Obeng," sindir Robert. Obeng untuk membuka setiap peti atau koper dari orang-orang yang meninggal.
Baca juga: Mengenal Fisikawan J. Robert Oppenheimer, Sang Bapak Bom Atom
Robert menyadari, satu-satunya pertahanan melawan terorisme nuklir adalah penghapusan senjata nuklir.
Robert sempat mengusulkan adanya kontrol internasional atas energi atom, yang kemudian dikenal sebagai Laporan Acheson-Lilienthal.
Namun peringatan Robert diabaikan dan akhirnya, dia dibungkam.
Belakangan, sosok Robert Oppenheimer kembali diperbincangkan lantaran sutradara Christopher Nolan mengangkat kisahnya ke layar lebar.
Film berjudul Oppenheimer akan tayang pada 19 Juli 2023 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.