Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2023, 15:18 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Tahun lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) pernah mengalami kebocoran data.

Terkait kebocoran data tersebut, beredar klaim yang menyebut KPU telah mengatur hasil pemilu dan presiden terpilih pada Pilpres 2024.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi soal kebocoran data KPU dan pemenang Pilpres 2024 telah ditentukan, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

Video yang diunggah menampilkan kebocoran data KPU yang dilakukan oleh peretas Bjorka. Namun, narasi yang menyertainya keliru.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (26/4/2023):

*Bocor data*
*HASIL PEMILU 2024*
*yg sudah dibuat KPU*
*_Server KPU sdh dapat dijebol (dihacker). Otomatis hasil Pemilu 2024 nanti sdh bisa dibuat siapa pemenangnya.Pemenang Presiden 2024 sudah diatur.Percuma dong buang2 duit ratusan Triliun hanya utk pemilu 2024 yg sdh diketahui Presidennya*

Tangkapan layar unggahan dengan narasi hoaks di sebuah akun Facebook, Rabu (26/4/2023), soal kebocoran data KPU dan pemenang Pilpres 2024 telah ditentukan.akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi hoaks di sebuah akun Facebook, Rabu (26/4/2023), soal kebocoran data KPU dan pemenang Pilpres 2024 telah ditentukan.

Penelusuran Kompas.com

Kasus kebocoran data KPU tahun lalu dilakukan oleh peretas dengan nama samaran Bjorka.

Dikutip dari Kompas.com, 6 September 2022, sekitar 105 juta data kependudukan yang dijual peretas itu kemungkinan besar adalah Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum (DPT Pemilu) yang berasal dari KPU.

Data itu berisi nama dan nomor ID provinsi, kota, kecamatan, serta nomor tempat pemungutan suara (TPS).

Kendati demikian, kebocoran data itu tidak menandakan atau menentukan terpilihnya presiden pada Pemilu 2024.

Terkait sebaran informasi yang beredar, Ketua KPU Hasyim Asy'ari menegaskan, data hasil penghitungan suara Pemilu 2024 belum ada.

"Pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu 2024 akan digelar pada hari Rabu, 14 Februari 2024. Jadi, belum ada hasil suara," kata Hasyim dikutip dari Antara, Kamis (27/4/2023).

Narasi yang mengeklaim bahwa data Pemilu 2024 telah ada, menurutnya, merupakan narasi yang tidak masuk akal dan mengada-ada.

"Apabila ada pihak yang menggambarkan seolah-olah sudah ada hasil suara, hal itu tidak masuk akal dan mengada-ada," lanjutnya.

Kesimpulan

Narasi soal kebocoran data KPU dan pemenang Pilpres 2024 telah ditentukan adalah hoaks.

Kebocoran data KPU pada 2022 oleh Bjorka tidak berkaitan dengan penentuan presiden terpilih pada Pemilu 2024.

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menegaskan, data hasil penghitungan suara Pemilu 2024 belum ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com