Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Dakwah Sunan Ampel dan Ajaran "Moh Limo"

Kompas.com - 29/03/2023, 19:01 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sunan Ampel memiliki peran yang besar dalam penyebaran ajaran Islam di Jawa, terutama di Jawa Timur.

Sunan Ampel berdakwah dengan pendekatan budaya, sehingga ajaran Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.

Sunan Ampel juga merupakan salah satu Wali Songo, sembilan tokoh penyebar agama Islam di Nusantara.

Dari Campa ke Majapahit

Sunan Ampel lahir dengan nama asli Ali Rahmatullah, lalu dikenal sebagai Raden Rahmat. Ia diperkirakan lahir sekitar tahun 1401 di Kerajaan Campa.

Ketika Kerajaan Campa diruntuhkan oleh Raja Vietnam Koci, Raden Rahmat sudah pindah ke Jawa.

Baca juga: Kisah Sunan Giri dan Berdirinya Giri Kedaton

Asal-usul Sunan Ampel salah satunya dibahas dalam jurnal Dakwatuna berjudul "Peranan Sunan Ampel dalam Dakwah Islam dan pembentukan Masyarakat Muslim Nusantara di Ampeldenta" (2019).

Raden Rahmat sempat menimba ilmu agama di kerajaan Pasai, lalu diajak ayahnya berkelana ke Pulau Jawa untuk berdakwah.

Sebelum menetap di Ampeldenta, Surabaya, Raden Rahmat pernah singgah di Palembang, Sumatera Selatan serta memperkenalkan Islam di sana.

Berkat dakwahnya, Raden Rahmat berhasil merangkul Raja Muda Palembang Arya Damar menjadi muslim.

Setelah ayahnya meninggal, Raden Rahmat memutuskan untuk pergi ke Majapahit menghadap Prabu Brawijaya. Ia berniat untuk menjenguk bibinya, Ratu Dwarawati.

Kedatangan Raden Rahmat ke Majapahit diperkirakan sekitar abad ke-15. Dia tinggal selama setahun.

Meski Raja Majapahit menolak menjadi muslim, tetapi Raden Rahmat dibebaskan untuk berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam.

Selama di Majapahit, Raden Rahmat menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri anak perempuan Tumenggung Wilatikta.

Dalam perjalanan, dia juga dikabarkan menikah lagi dengan Mas Karimah anak perempuan Ki Wirajaya atau Ki Bang Kuning.

Ada sejumlah versi sejarah mengenai keluarga Raden Rahmat.

Seperti yang ditulis dalam Babad Gresik, Hikayat Hasanudin, sejarah Banten, kitab Tarikh Auliya, sampai Serat Kandaning Ringgil Purwa.

Dakwah kipas dari akar dan rotan

Sunan Ampel sangat berpengaruh di Kerajaan Majapahit karena istrinya berasal dari kalangan istana.

Sementara itu, murid Sunan Ampel sendiri adalah putra Raja Majapahit, Raden Patah.

Kedekatan Sunan Ampel dengan kalangan ningrat membuat penyebaran Islam di daerah Jawa jauh dari hambatan, bahkan didukung oleh kerajaan.

Setelah dari Majapahit, Raden Rahmat memutuskan untuk pergi ke wilayah timur Jawa, tepatnya di Ampeldenta, Surabaya.

Dikutip dari Wali Sanga (2016), selama perjalanan dari Majapahit ke Ampeldenta, Raden Rahmat menyempatkan diri berdakwah kepada penduduk di daerah yang dilaluinya.

Rombongannya Raden Rahmat melewati Desa Krian, Wonokromo.

Baca juga: Maulana Malik Ibrahim, Wali Songo Pertama yang Sebarkan Islam di Jawa

Dakwah pertama yang dilakukannya terbilang unik. Raden Rahmat membuat kipas yang terbuat dari akar dan rotan.

Kipas itu dibagikan secara gratis kepada penduduk, tetapi untuk mendapatkannya mereka harus mengucapkan syahadat.

Penduduk yang menerima kipas itu merasa senang karena percaya bahwa akar pada kipas itu dapat membantu menyembuhkan batuk dan demam.

Raden Rahmat pun mulai berdakwah dan memperkenalkan Islam, dengan disesuaikan tingkat pemahaman penduduk sekitar.

Dakwah terus dilakukan sepanjang perjalanan, sampai memasuki Desa Kembangkuning.

Rombongan itu pun memutuskan untuk membuka lahan hutan, kemudian mengubahnya menjadi tempat sembahyang sederhana.

Tempat sembahyang itu kemudian dibangun lebih besar, kemudian menjadi Masjid Rahmat Kembangkuning.

Sesampainya di Desa Ampeldenta, Raden Rahmat berhasil menjadi penguasa wilayah tersebut.

Berkat reputasinya yang baik serta kemampuan adaptasi yang baik, tak butuh waktu lama bagi Raden Rahmat dijuluki sebagai Sunan Ampel.

Masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur DOK. Kementerian Agama RIDOK. Kementerian Agama RI Masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur DOK. Kementerian Agama RI

Mendirikan pesantren

Dakwah Sunan Ampel terkenal dengan pendekatan budaya masyarakat setempat.

Dia tidak menghilangkan kebudayaan yang sudah ada, tetapi mengisi dan memadukannya dengan ajaran Islam.

Sekitar abad ke-15, Sunan Ampel mendirikan pusat dakwah Islam yang kemudian dikenal dengan sebutan pesantren.

Ia mengambil pola pendidikan di biara seperti yang dilakukan pendeta atau biksu, namun dilakukan dalam ajaran Islam.

Selain itu, Sunan Ampel mengenalkan ajaran Islam yang tidak memandang pangkat, keturunan, kekayaan, atau kebangsaan seseorang.

Sehingga, pesantrennya dapat diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat.

Baca juga: Mitos dan Fakta, Asal-usul Sunan Kalijaga...

Sebagai pintu gerbang Kerajaan Majapahit, Ampeldenta yang berlokasi dekat sungai dan pelabuhan juga menjadikan pesantren Sunan Ampel dikunjungi banyak orang.

Pendekatan berbasis pendidikan dan persuasi itu pun menjadi mudah diterima oleh masyarakat setempat.

Pesantren yang didirikan Sunan Ampel berkembang pesat dan menjadi sentra pendidikan Islam yang berpengaruh di Jawa.

Ajaran Moh Limo

Materi utama ajaran Islam yang disampaikan oleh Sunan Ampel yakni kalimat basmalah, syahadat, dan makna tauhid.

Dikutip dari Sejarah Islam di Jawa (2020), dalam menyebarkan ajaran, Sunan Ampel menganut mazhab Hanafi, di mana dia menyikapi tradisi dengan kehati-hatian.

Kendati demikian, dia dinilai sangat toleran dengan penganut mazhab lainnya.

Ada lima persoalan mendasar di tengah masyarakat, yang menjadi perhatian Sunan Ampel.

Kelima persoalan itu dia tuangkan dalam lima falsafah perjuangannya menyebarkan ajaran Islam.

Ajaran itu disebut dengan Moh Limo atau Molimo, yang meliputi:

  1. Moh main (tidak mau berjudi)
  2. Moh ngombe (tidak mau mabuk)
  3. Moh maling (tidak mau mencuri)
  4. Moh madat (tidak mau menghisap candu)
  5. Moh madon (tidak mau berbuat zina).

Ajaran itu disebarkan karena Sunan Ampel melihat kebiasaan seperti mabuk, judi, dan zina menjadi akar permasalahan di masyarakat yang perlu diluruskan menurut Islam.

Sunan Ampel menjadi sosok pendakwah ulung. Dia meninggal pada tahun 1478 dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel.

Baca juga: Kekhasan Masjid Agung Demak dan Peran Sunan Kalijaga...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

Hoaks atau Fakta
Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pilot Helikopter Presiden Iran adalah Agen Mossad Bernama Eli Koptar

[HOAKS] Pilot Helikopter Presiden Iran adalah Agen Mossad Bernama Eli Koptar

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Mengamuk Usai Sri Mulyani Beberkan Kasus Korupsinya

[HOAKS] Prabowo Mengamuk Usai Sri Mulyani Beberkan Kasus Korupsinya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com