Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mewahnya Paus Fransiskus dalam Balutan Puffer Balenciaga, Potensi AI Memanipulasi Publik

Kompas.com - 30/03/2023, 08:35 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Gambar yang memperlihatkan Paus Fransiskus tampil modis dengan mengunakan jaket puffer putih mewah merek Balenciaga menghebohkan dunia maya sejak akhir pekan lalu.

Dalam gambar itu tampak Paus Fransiskus mengenakan kalung salib yang biasa ia pakai, namun terlihat tampil modis khas sosialita.

Gambar yang beredar di media sosial itu tampak nyata, sehingga tidak sedikit yang percaya tentang keasliannnya. Bahkan di Twitter terdapat sebuah unggahan yang telah di-retweet lebih dari 25.000 kali. 

Namun, ternyata gambar tersebut palsu dan merupakan hasil rekayasa yang dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Baca juga: Cyberpunk: Peach John, Manga Pertama yang Digambar AI

Dilansir Fortune, gambar itu dibuat dengan bantuan program AI dari Midjourney. Setelah sebelumnya pada 15 Maret 2023, perusahaan yang didirikan oleh David Holz itu merilis versi perangkat lunak terbaru dan tercanggih yang dinamai V5.

Berkat tampilan foto realistik V5, gambar Paus Fransiskus mengunakan jaket puffer putih terlihat asli. 

Namun, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa gambar tersebut palsu dan dihasilkan oleh AI. Misalnya, tangan yang miring dan tiruan salib di kalung yang masih terlihat melengkung.

Gambar Paus Fransiskus mengenakan jaket puffer putih mewah tersebut beredar beberapa hari setelah gambar palsu AI yang menampilkan mantan Presiden Amerika Donald Trump tengah ditangkap viral di jagat maya.

Baca juga: Mengenal Midjourney, Program AI Pengolah Teks Jadi Gambar Pesaing Dall-E

Dalam sebuah wawancara dengan Buzzfeed, David Holz selaku pendiri Midjourney mengatakan bahwa sangat menakutkan jika banyak orang percaya terkait gambar palsu Paus Fransiskus mengunakan jaket puffer putih mewah, tanpa terlebih dahulu mengeceknya. 

"Saya pikir lucu melihat paus dengan jaket lucu. Benar-benar menakutkan bahwa orang-orang  berpikir itu nyata tanpa mempertanyakannya," ujar Holz.

Sementara dalam wawancara dengan Fortune pada Januari 2023 Holz mengatakan bahwa ia ingin Midjourney menjadi ruang yang aman bagi semua pengguna tanpa memandang usia atau jenis kelamin. 

Menurut dia, Midjourney tidak ingin pengguna menghasilkan gambar yang dapat membuat kemarahan, kekesalan, atau menyebabkan drama, termasuk konten sadis dan dewasa. 

Kendati begitu, munculnya gambar palsu terkait Paus Fransiskus telah menunjukkan betapa efektifnya AI dalam menyebarkan informasi yang salah dan memanipulasi opini publik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hoaks Menyerang Bakal Capres, dari Konten Manipulasi sampai Narasi Menyesatkan

Hoaks Menyerang Bakal Capres, dari Konten Manipulasi sampai Narasi Menyesatkan

Data dan Fakta
[HOAKS] Kerangka Manusia dengan Tinggi Capai 10 Meter

[HOAKS] Kerangka Manusia dengan Tinggi Capai 10 Meter

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dua Mobil Dinas Pemprov DKI Hilang Setelah Anies Purnatugas

[HOAKS] Dua Mobil Dinas Pemprov DKI Hilang Setelah Anies Purnatugas

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kerusuhan Disertai 'Flare' di Rempang

[HOAKS] Video Kerusuhan Disertai "Flare" di Rempang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bill Clinton dan Paus Fransiskus Serukan Depopulasi Manusia

[HOAKS] Bill Clinton dan Paus Fransiskus Serukan Depopulasi Manusia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sekjen PDI-P Umumkan Cawapres Ganjar pada 25 September

[HOAKS] Sekjen PDI-P Umumkan Cawapres Ganjar pada 25 September

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Panji Gumilang Divonis 20 Tahun Penjara dan Dipindahkan ke Nusakambangan

[HOAKS] Panji Gumilang Divonis 20 Tahun Penjara dan Dipindahkan ke Nusakambangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Jokowi Siap 'Gebuk' SBY dan Lawan Politik

[HOAKS] Pernyataan Jokowi Siap "Gebuk" SBY dan Lawan Politik

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Foto Padang Bunga Greenland Dinarasikan di Antartika

CEK FAKTA: Foto Padang Bunga Greenland Dinarasikan di Antartika

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Foto Kamerawan Benjol karena Tendangan Bebas Ronaldo?

INFOGRAFIK: Benarkah Foto Kamerawan Benjol karena Tendangan Bebas Ronaldo?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rafael Struick Bakal Perkuat Timnas U-24 di 16 Besar Asian Games

[HOAKS] Rafael Struick Bakal Perkuat Timnas U-24 di 16 Besar Asian Games

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Debat Capres AS Pertama yang Disiarkan di TV, JFK Vs Nixon

Kilas Balik Debat Capres AS Pertama yang Disiarkan di TV, JFK Vs Nixon

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Polisi Temukan 3 Ton Bom di Gudang Milik Anies Baswedan

[HOAKS] Polisi Temukan 3 Ton Bom di Gudang Milik Anies Baswedan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Poster Rekrutmen BPJS Kesehatan 2023

[HOAKS] Poster Rekrutmen BPJS Kesehatan 2023

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah China Melarang Semua Produk iPhone?

CEK FAKTA: Benarkah China Melarang Semua Produk iPhone?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com