Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Interaksi Akun Penyebar Misinformasi di Twitter Meningkat 44 persen

Kompas.com - 07/03/2023, 17:31 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jaringan internasional pemeriksa fakta, International Fact-Checking Network (IFCN) mencatat, interaksi akun-akun penyebar misinformasi di Twitter meningkat 44 persen.

Science Feedback yang terhimpun dari IFCN Amerika Latin, Amerika Utara, dan Eropa menemukan sejumlah akun-akun yang konsisten menyebar informasi salah.

Akun-akun itu disebut sebagai superspreader atau akun yang rutin mengunggah twit populer berisi misinformasi dan disinformasi.

Science Feedback menemukan engagement atau keterlibatan pengguna dengan akun-akun semacam itu semakin meningkat.

Dari 490 akun superspreader yang diselidiki, terjadi peningkatan interaksi sebanyak 44 persen, dihitung setelah pengambilalihan Twitter oleh Elon Musk.

Artinya, interaksi dengan akun penyebar misinformasi meningkat 44 persen, sejak 27 Oktober 2022.

Perubahan di bawah Elon Musk

Science Feedback memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap rekam jejak Elon Musk dalam menangani masalah misinformasi.

Semenjak CEO Tesla dan SpaceX itu mengambil alih Twitter, ada sejumlah perubahan kebijakan yang dilakukan.

Tidak semua kebijakannya berdampak buruk, tetapi perilakunya di media sosial justru membuat akun superspreader menjadi sorotan publik.

Science Feedback mencatat, empat dari lima akun superspreader telah menerima balasan dari akun pribadi Elon Musk melalui sedikitnya satu dari sepuluh twit teratas mereka.

Twit berisi informasi keliru itu justru menjadi viral karena keputusan Elon Musk untuk membalas dan menarik perhatian 128 juta pengikutnya.

Hal ini menunjukkan bagaimana tanggung jawab langsung pemilik baru Twitter atas pertumbuhan popularitas penyebar misinformasi dan disinformasi.

"Salah satu hipotesis yang kami miliki adalah apakah salah satu keputusan pertama Elon Musk mengubah algoritma pemberi rekomendasi untuk memberikan lebih banyak suara kepada superspread menghapus semacam status 'pengurangan jangkauan' untuk akun-akun ini, yang akan berlaku sama," kata pimpinan data dan kebijakan di Science Feedback, Bastien Carniel, kepada Poynter, Kamis (2/3/2023).

Menurut Carniel, terlepas dari janji Elon Musk untuk meningkatkan transparansi Twitter, sejauh ini pengambilan keputusan Twitter masih sama seperti sebelumnya.

Contoh akun superspreader

Terdapat sejumlah akun superspreader yang menjadi contoh dalam riset Science Feedback. Salah satunya akun Twitter komentator politik AS, Liz Wheeler.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakan Helikopter

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakan Helikopter

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Penerapan Denda Rp 500 Juta pada Pengobatan Alternatif

[HOAKS] Penerapan Denda Rp 500 Juta pada Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com